Tungku Smelter Meledak di Morowali

Kisah Pilu Amiruddin, Batal Kumpul Keluarga usai jadi Korban Tungku Smelter Meledak di Morowali

Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Capture video viral tungku smelter meledak di Morowali, tepatnya Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (24/12/2023). Salah satu korban luka adalah Amiruddin yang batal berkumpul keluarga usai jadi korban peristiwa itu

TRIBUNSUMSEL.COM, PALU - Sebanyak 59 orang menjadi korban dalam peristiwa meledaknya tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (24/12/2023).

13 orang di antaranya dikabarkan tewas.

13 orang tewas itu terdiri dari 4 korban Tenaga Kerja Asing (TKA) dan 9 Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Sisanya sebanyak 46 lainnya mengalami luka-luka dengan rincian, sebanyak 29 korban mengalami luka berat, 12 korban mengalami luka sedang serta 5 korban mengalami luka ringan.

Korban meninggal dunia saat ini masih berada di klinik kawasan PT IMIP.

Sedangkan untuk 29 korban luka berat sudah dirujuk dan ditangani oleh RSUD Morowali.

Adapun 12 korban luka sedang saat ini masih dalam tahap observasi di klinik kawasan PT IMIP dan 5 korban luka ringan sudah dipulangkan.

Baca juga: Daftar Identitas Korban Ledakan Tungku Smelter di Morowali, 13 Meninggal, Penyebabnya Kini Terungkap

Amiruddin, salah satu korban ledakan tungku smelter di salah satu pabrik pengolahan nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Minggu (24/12/2023).

Amiruddin merupakan warga Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Akibat tungku smelter meledak di Morowali, Amiruddin terkena luka bakar di seluruh badan.

Saat ini, Amiruddin menjalani perawatan intensif pasca operasi di Rumah sakit di Morowali.

"Iye masih di rumah sakit, sudah di operasi mukanya, seluruh badan terbakar," kata Ruslang adik kandung Amiruddin kepada Tribun-Timur.com, Minggu (24/12/2023).

Baca juga: Penyebab Tungku Smelter PT ITSS Morowali Meledak, 12 Karyawan Meninggal Dunia, 39 Luka Berat

Ruslang menceritakan Amiruddin sudah setahun bekerja di PT ITSS Morowali.

Selama bekerja di sana, kata dia, kakaknya masih lancar berkomunikasi bersama keluarga lewat sambungan telepon.

Ruslang mengatakan Amiruddin mendapat cuti perusahaan selama 12 Hari.

"Sudah ka dia hubungi kemudian dia sampaikan hari ini (Minggu) mau pulang (Amiruddin) karena dapat cuti perusahaan," ujar Ruslang.

Baca juga: Kronologi Tungku Smelter Meledak di Morowali, Ada Cairan Pemicu Ledakan, Korban Tewas Jadi 13 Orang

Selain Amiruddin, dua warga Bone lainnya juga jadi korban yakni Andi Deri dan Dandi.

Deri dan Dandi masih menjalani perawatan intensif di Klinik PT IMIP Morowali.

Operasional Dihentikan Sementara

Sebelumnya Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Agus Nugroho didampingi Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Dody Triwinarto langsung terbang ke Kabupaten Morowali untuk mengecek langsung lokasi kecelakaan kerja di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Minggu (24/12/2023).

Kapolda Sulteng menyampaikan keprihatinan dan turut berbela sungkawa kepada keluarga korban Ledakan Tungku Smelter PT ITSS.

"Sebelumnya saya mengucapkan keprihatinan serta turut berbela sungkawa kepada keluarga korban kecelakaan kerja yang terjadi di kawasan industri PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS)," kata Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Agus Nugroho melalui rilis tertulisnya, Senin (25/12/2023).

Kepada media, Irjen Pol Agus Nugroho menyebutkan, PT ITSS merupakan tenant di kawasan PT IMIP.

Kawasan PT IMIP sejatinya dilengkapi alarm dan tim tanggap kecelakaan kerja.

Kecelakaan kerja itu masih dalam investigasi tim gabungan yang telah terbentuk.

"Untuk saat ini operasioanal PT ITSS dihentikan sampai adanya penyelesaian dari hasil penyelidikan nanti," ucap Irjen Pol Agus Nugroho.

4 TKA Tewas

Manajemen PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menyebut Tenaga Kerja Asing (TKA) yang menjadi korban jiwa dari insiden ledakan tungku smelter total 4 orang dan bukan 6 orang seperti yang diinformasikan sebelumnya.

Diketahui total korban jiwa akibat ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah, mencapai 13 orang.

Sebanyak 9 orang merupakan tenaga kerja Indonesia dan empat pekerja asal China.

"Sebelumnya kami menyampaikan korban WNI tujuh orang dan WNA enam orang. Namun setelah pendataan ternyata ada perubahan di angka itu. Jadi ada 9 pekerja Indonesia dan 4 pekerja China," kata Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan melalui rilis terulisnya, Minggu (24/12/2023) malam.

Dedy menjelaskan, sebanyak 46 korban luka disebabkan karena terkena uap panas.

Ada 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang menjalani observasi oleh Klinik IMIP, dan lima orang rawat jalan.

"Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pascakecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. Kami juga telah menyerahkan satu jenazah korban kepada keluarga korban," ujar Dedy.

Dia menceritakan, tungku smelter 41 yang terbakar awalnya ditutup untuk operasi pemeliharaan.

Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.

Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.

"Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," kata Dedy.

Kronologi Ledakan Smelter di Morowali

Dilansir dari TribunPalu.com, peristiwa itu terjadi di salah satu pabrik pengolahan nikel milik PT ITSS, Minggu (24/12/2023).

PT ITSS tenant di Kawasan Kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Disebutkan, kecelakaan kerja terjadi sekitar pukul 05.30 WITA.

Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan menjelaskan, korban jiwa dalam Ledakan Tungku Smelter PT ITSS di Morowali mencapai 13 orang.

Korban jiwa itu terdiri dari sembilan tenaga kerja Indonesia dan empat pekerja asal China.

"Sebelumnya kami menyampaikan korban WNI tujuh orang dan WNA enam orang. Namun setelah pendataan ternyata ada perubahan di angka itu," kata Dedy Kurniawan melalui rilis tertulisnya, kepada TribunPalu.com, Minggu (24/12/2023) malam.

Dia menjelaskan, sebanyak 46 korban luka disebabkan karena terkena uap panas.

Ada 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang menjalani observasi oleh Klinik IMIP, dan lima orang rawat jalan.

"Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pascakecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. Kami juga telah menyerahkan satu jenazah korban kepada keluarga korban," ujar Dedy.

Dia menceritakan, tungku smelter 41 yang terbakar awalnya ditutup untuk operasi pemeliharaan.

Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.

Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.

"Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," kata Dedy. (*)

Baca berita lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul 59 Korban Kecelakaan Kerja di IMIP Morowali, Tim Bareskrim Polri Terjunka Tim Investigasi

Berita Terkini