Selain itu, Darmawan menjelaskan bahwa aplikasi PLN Mobile turut berperan dalam digitalisasi di berbagai lini proses bisnis guna meningkatkan kepuasan pelanggan sekaligus menjadi saluran keterbukaan informasi publik. Melalui PLN Mobile, pelayanan kepada pelanggan yang semula kompleks kini menjadi lebih mudah dan sederhana.
Lewat aplikasi yang kini telah diunduh lebih dari 45 juta pengguna dan dengan rating yang mencapai 4,9 ini, PLN juga membangun _virtual command center_, yang memudahkan proses laporan oleh pelanggan. Selain itu progres tidak lanjut laporan dapat dipantau progresnya secara _real time_ oleh pelanggan.
"Setiap laporan gangguan yang masuk ke PLN Mobile akan langsung diteruskan ke manager unit dan secara otomatis langsung mendistribusikannya ke petugas yang sedang _stand by_ di area terdekat," ujarnya.
Menurutnya, dengan perubahan di PLN Mobile, pelanggan dapat mengakses berbagai layanan PLN seperti pengaduan dan keterbukaan informasi seperti biaya pasang baru atau tambah daya.
Tidak hanya melalui e-PPID dan aplikasi PLN Mobile, keterbukaan informasi secara digital juga disediakan melalui berbagai saluran, mulai dari; proses sistem pengadaan melalui e-proc yang terdigitalisasi secara _end to end_, media sosial PLN dan _Call Center_ 123.
Dengan transformasi ini, Darmawan mencatat permintaan informasi publik kepada PLN meningkat dari hanya 25 pada 2021 menjadi 84 pada 2023.
"Dengan mudahnya pelanggan untuk berkomunikasi dengan PLN, maka permintaan informasi publik kepada PLN meningkat drastis dan seluruhnya kami respons dengan sangat cepat dan memuaskan. Hasilnya, PLN kini menjadi badan publik dengan kualifikasi Informatif dan menjadi raihan terbaik sepanjang sejarah KIP yang diterima perseroan," tutup Darmawan. (ADV)
Baca berita lainnya di Google News