TRIBUNSUMSEL.COM -- Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) masih terus terjadi hingga saat ini.
Tercatat sudah ada 13 korban dinyatakan meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Salah satu korban yakni anak dan ibu yang berasal dari Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, kota Padang.
Melansir dari Tribunpadang.com, Selasa (5/12/2023) Camat Koto Tangah, Darmalis, mengatakan bahwa ada dua orang warganya menjadi korban dari kejadian erupsi Gunung Marapi.
"Iya ada warga kita, yaitu anak dan ibunya," kata Darmalis, melelui sambungan telfon.
Ia mengatakan, anak dan ibunya ini merupakan warga Tabak Batu Sungai Lareh, Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar.
"Korban bernama Wahlul Alde Putra yang berusia 19 tahun dan ibunya bernama Novita Intan Sari," kata Darmalis.
Darmalis mengatakan bahwa untuk kondisi korban belum diketahui.
Sebelumnya, kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik menyampaikan update terbaru jumlah korban erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat yang telah berhasil dievakuasi hingga hari ini, Selasa (5/12/2023).
Ia mengatakan, dari total 75 orang pendaki yang terjebak, sebanyak 57 orang sudah dievakuasi.
Evakuasi 57 korban itu sudah berlangsung sejak Minggu hingga Senin (4/12/2023). Dari 57 korban itu, lima diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik, mengatakan, tim gabungan hari ini (Selasa) berencana mengevakuasi delapan korban lagi.
"Sekarang sudah ada delapan korban yang sudah dibungkus tinggal diturunkan tim," ujarnya.
Kondisi kedelapan korban tersebut juga sudah meninggal dunia, total ada sebanyak 13 orang korban yang sudah dinyatakan meninggal.
Hanya saja delapan orang yang akan dievakuasi tersebut belum bisa dimasukan pada jumlah total korban yang sudah dievakuasi.