Arab-latin:
Allahumma la taqtulna bighodobika wala tuhlikna biadzabika waafina qobla dzalika
Artinya:
"Ya Allah, janganlah Engkau bunuh kami dengan murka-Mu, dan janganlah Engkau binasakan kami dengan azab-Mu, dan maafkanlah kami sebelum itu."
Dalil tentang Petir
Keberadaan petir dan suaranya yang bergemuruh telah disebutkan dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman,
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهٖ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ مِنْ خِيْفَتِهٖۚ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيْبُ بِهَا مَنْ يَّشَاۤءُ وَهُمْ يُجَادِلُوْنَ فِى اللّٰهِ ۚوَهُوَ شَدِيْدُ الْمِحَالِۗ ١٣
Artinya:
"Dan guruh bertasbih dengan memuji-Nya, (demikian pula) malaikat karena takut kepada-Nya. Dia (Allah) melepaskan petir, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Sementara itu, mereka (orang-orang kafir) berbantah-bantahan tentang kekuasaan Allah, padahal Dia Mahakeras hukuman-Nya." (QS Ar Ra'd: 13)
Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, firman Allah SWT dalam surah Ar Ra'd ayat 13 tersebut semakna dengan firman-Nya yang terdapat dalam surah Al Isra ayat 44,
"Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya."
Ada sebuah riwayat yang menyebut bahwa petir adalah ucapan awan. Hal ini dikatakan Ibnu Katsir merujuk pada riwayat Imam Ahmad bahwa ada seorang syekh dari kalangan bani Giffar yang bercerita bahwa ia mendengar Nabi SAW bersabda,
"Sesungguhnya Allah mengadakan awan, maka awan itu dapat berbicara dengan suara yang paling baik dan dapat tertawa dengan tawa yang paling baik."
Ibnu Katsir menjelaskan, maksud ucapan awan adalah petir dan tertawanya adalah kilat.