Arti Kata Bahasa Arab

Arti Al Amin, Gelar dari Bangsa Quraisy kepada Muhammad SAW Sebelum Diangkat Rasul, ini Kisahnya

Gelar Al Amin diberikan kepada Muhammad karena melihat kejujuran Beliau yang sudah terkenal luas di Mekkah sejak Beliau berusia muda

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Grafis MG Tribunsumsel.com/Dimas/Rafli
Arti Al Amin, Gelar dari Bangsa Quraisy kepada Muhammad SAW Sebelum Diangkat Rasul, ini Kisahnya 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti Al Amin, gelar yang disematkan bangsa Quraisy kepada Muhammad SAW sebelum diangkat rasul. Berikut kisah dan hikmahnya.

Al Amin artinya Orang yang dapat dipercaya, karena sifatnya yang memiliki sifat amanah yaitu dapat dipercaya.

Al-amin adalah gelar yang diberikan penduduk Mekkah (Bangsa Quraisy) kepada Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi rasul.

Menurut riwayat, Nabi Muhammad mendapat gelar Al-Amin pada usia 35 tahun.

Gelar Al Amin diberikan kepada Muhammad karena melihat kejujuran Beliau yang sudah terkenal luas di Mekkah sejak Beliau berusia muda.


Nabi Muhammad tumbuh sebagai seorang pedagang yang jujur dan tidak pernah menipu baik pembeli maupun majikannya.

Sifat Nabi Muhammad yang jujur dan dapat dipercaya ketika berdagang itulah yang membuat Siti Khadijah terkesan.

Puncaknya adalah saat banjir melanda Mekkah yang merusak Kabah, sekira usia Muhammad 35 tahun atau lima tahun sebelum Nabi diangkat menjadi Rasulullah di usia 40 tahun.

Berikut kisahnya, referensi dari buku karya D.U, Muhammad Wildan Aulia. (2022) berjudul: Seni Kepemimpinan Ala Nabi menjadi Pemimpin Sejati Sesuai Sunnah diterbitkan di Yogyakarta: Araska Publisher.

Saat Mekkah diterpa banjir bandang, dalam peristiwa itu, Kabah kemudian diperbaiki oleh kaum kafir Quraisy.

Namun, di tengah proses perbaikan, terjadi perselisihan terkait siapa yang layak meletakkan Hajar Aswad.

Hajar Aswad adalah sebuah batu berwarna kehitaman yang sangat dimuliakan karena diyakini berasal dari surga. Sejumlah riwayat menyebutkan bahwa batu ini berasal dari surga, yang ditemukan oleh Nabi Ismail dan diletakkan pertama kali oleh Nabi Ibrahim.


Perdebatan baru mendapat titik terang setelah salah seorang tetua di sana, yaitu Abu Umayyah bin Mughirah, mengusulkan orang pertama yang melangkahkan kaki ke lokasi renovasi Kabah berhak meletakkan kembali batu Hajar Aswad.

Ternyata, orang pertama yang melewati pintu tersebut adalah Nabi Muhammad. Setelah Nabi Muhammad melewati pintu, kaum kafir Quraisy mengaku ikhlas jika Nabi Muhammad yang meletakkan batu Hajar Aswad.

Nabi Muhammad pun tidak egois, ia membentangkan sorbannya dan menaruh Hajar Aswad di atasnya. Nabi Muhammad mengajak beberapa tokoh lain untuk turut serta meletakkan Hajar Aswad bersama-sama.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved