TRIBUNSUMSEL.COM -- Hikmah dari Kisah Nabi Muhammad SAW dan Pengemis Buta, Pelajaran untuk Sabar, Ikhlas dan Memaafkan.
Dikisahkan ada seorang pengemis Yahudi buta yang menyebarkan kebencian kepada Nabi Muhammad SAW.
Pengemis buta itu diceritakan hidup di sudut pasar Madinah Al-Munawarah.
Setiap ada orang yang mendekatinya, ia selalu mengucapkan kalimat-kalimat kebencian akan Nabi Muhammad SAW.
Ia melarang orang-orang mendekati Nabi Muhammad SAW bahkan menyebut Rasulullah sebagai pendusta dan penyihir.
Jika dekat dengannya, kalian akan celaka karena pengaruh buruknya'. Tutur pengemis buta kepada setiap orang di sekitarnya."
Perkataannya ini sampai kepada nabi Muhammad SAW. Bahkan beliau mendengarkan langsung perkataan pengemis buta tersebut.
Namun, apa yang dilakukan Rasulullah pada pengemis buta itu sungguh mulia.
Nabi Muhammad SAW membawakan makanan untuknya, tanpa diketahui pengemis tersebut.
Tak pernah sepatah kata pun terucap untuk membalas perkataan benci pengemis tersebut, saat Rasulullah memberikan makan bahkan menyuapi pengemis buta itu.
Kepada Rasulullah, pengemis itu juga tak lelahnya selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.
Memberi makan pengemis buta itu dilakukan Rasulullah SAW setiap pagi.
Kebiasaan Rasul ini berlangsung hingga menjelang Beliau wafat.
Hingga tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu karena Rasulullah telah wafat.
Suatu hari rumah Aisyah dikunjungi oleh ayahnya Abu Bakar yang kemudian bertanya, “Anakku, adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah pun menjawabnya, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah. Hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja.”
Abu Bakar kemudian bertanya kembali “Apakah Itu?”.
Aisyah pun menjelaskan bahwa, Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana.”
Abu Bakar r.a pun pergi ke pasar untuk mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan pada keesokan harinya.
Ia membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis buta itu dan menyuapinya.
Namun, pengemis buta itu menyadari yang menyuapinya adalah orang yang berbeda dan ia pun marah dan berteriak.
"Siapakah kamu?" katanya.
Abu Bakar menjawab, "Aku orang yang biasa".
Namun, pengemis buta itu tahu Abu Bakar bukanlah sosok yang biasa memberinya makan.
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," jawab si pengemis buta itu.
"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah."
Mendengar itu, Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu:
"Aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada lagi. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW."
Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar, pengemis buta itu pun menangis dan kemudian berkata, "Benarkah demikian?".
"Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia."
Pengemis Yahudi buta tersebut pun akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar r.a.
Dari kisah Rasulullah dan pengemis buta Yahudi ini, ada banyak sekali Hikmah yang bisa kita petik dan kita jadikan sebagai teladan.
Kisah ini menunjukkan jika Nabi Muhammad SAW memiliki pribadi yang mulia, ramah, dan luhur. Tak hanya itu saja, Rasulullah juga memiliki kesabaran yang luar biasa.
Justru ia selalu berbuat baik dan ikhlas memberikan makanan setiap hari pada orang yang sudah benci padanya.
Nabi Muhammad juga memiliki sifat yang pemaaf. Hal ini bisa kita lihat dari ketulusannya mengasihi orang yang lemah dan buta dengan sepenuh hati.
Meskipun orang tersebut selalu menghina dan mencemarkan nama baik Rasulullah ke hadapan banyak orang.
Kisah Rasulullah dan pengemis buta Yahudi ini sangat menyentuh hati bahkan kita meneteskan air mata membaca dan membayangkannya.
Semoga umat muslim semuanya bisa memiliki kesabaran dan sifat yang baik seperti yang telah Rasulullah contohkan pada kita. Contoh sifat yang mulia yang harus kita amalkan hingga akhir zaman.
Itulah Hikmah dari Kisah Nabi Muhammad SAW dan Pengemis Buta, Pelajaran untuk Sabar, Ikhlas dan Memaafkan. Wallahualam bishawabi. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Pengertian Bersyukur Menurut Rasulullah SAW, tidak Sekadar Diucapkan, Berikut Kisah dan Teladan Nabi
Baca juga: Arti dan Bacaan Doa Nabi Muhammad SAW Ketika dalam Situasi Sulit, La Ilaha Ilallahul Adzhimul Halim
Baca juga: Sirah Nabawiyah Sejarah Nabi Muhammad SAW Membangun Kota Madinah Setelah Hijrah, Utamakan 3 Fondasi
Baca juga: Bacaan Doa Nabi Muhammad SAW Setelah Sholat Fardhu, Waktu yang Mustajab untuk Berdoa Menurut Hadits