Berita Pilpres 2024

Respons Erick Thohir Soal Namanya Mencuat Jadi Kandidat Kuat Cawapres Prabowo Subianto

Editor: Rahmat Aizullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri BUMN dan Ketum PSSI, Erick Thohir

TRIBUNSUMSEL.COM - Menteri BUMN Erick Thohir merespons soal peluang dirinya semakin terbuka untuk menjadi bakal cawapres di Pilpres 2024.

Nama Erick Thohir belakangan mencuat dan disebut bakal menjadi bacawapres mendampingi Prabowo Subianto.

Erick Thohir memang disodorkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN) untuk jadi cawapres Prabowo.

Terlebih Ketua Umum Partai Gerindra itu kini telah didukung oleh PAN, bersama Golkar, PBB, dan Gelora.

Erick Thohir saat ini masih menjabat sebagai Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum PSSI.

Tidak sedikit yang mempertanyakan nasib PSSI andai Erick Thohir benar-benar jadi cawapres.

Erick Thohir menegaskan bahwa proses pencalonan dirinya sebagai cawapres ada di tangan koalisi.

"Proses pencalonan itu ada di koalisi. Jadi, saya tidak mau terjebak yang nama pemilu lima tahunan ini justru membuat kami tidak fokus," katanya, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (16/9/2023).

"Membangun sepak bola perlu waktu lebih lama. Membangun bangsa, jauh lebih lama dari pemilu lima tahunan," tutur Erick Thohir menambahkan.

Erick Thohir menegaskan hingga saat ini masih berkomitmen untuk menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai Ketua Umum PSSI hingga 2027.

"Amanah yang diberikan kepada saya sebagai ketua umum PSSI sampai 2027. Saya bukan tipe pemimpin yang meninggalkan pekerjaan," ujar Erick.

"Proses politik itu jalan saja. Kita tidak tahu dan saya tidak pernah berpikir sampai sana. Saya jalankan tupoksi kerja saya hari ini," sambung Erick Thohir.

Erick Thohir Ajukan 4 Syarat Jadi Cawapres

Sebelumnya, Erick Thohir mengaku memiliki empat syarat bila ada pihak yang ingin mengajaknya jadi cawapres di Pilpres 2024.

Pertama, ia ingin melihat terlebih dulu rancang bangun koalisi partai politik (parpol) yang akan mengusungnya.

“Apakah proses dari pada koalisi terjadi,” katanya, melansir Kompas.com, Kamis (20/7/2023).

Kedua, ia ingin memastikan sejauh apa kedekatan atau chemistry antara dirinya dan bakal capres yang akan diusung koalisi nantinya.

Ketiga, ia dalam menentukan sikap untuk bergabung ke dalam koalisi serta bakal capres yang akan didampingi, harus sesuai dengan keinginan Presiden Jokowi.

“Saya sudah bilang, saya tegak lurus sama Bapak Presiden,” tuturnya.

Terakhir, ia ingin melakukan negosiasi politik sebelum maju pada PIlpres 2024.

Negosiasi politik itu, kata dia, harus memiliki visi pembangunan untuk Indonesia kedepan.

“Sehingga kita bisa memastikan bukan hanya duduk di kekuasaannya, tapi hasilnya apa. Apa (program) ke depan,” katanya.

Itu harus menjadi komitmen sama-sama. Tidak bisa kita membangun bangsa sendiri,” tambahnya.

Ingin Fokus Urus BUMN dan PSSI

Erick Thohir mengaku untuk saat ini dia ingin fokus mengurus BUMN dan PSSI yang dimpimpinnya.

Hal itu dikatakan Erick saat ditanya terkait kesiapannya jika diminta maju sebagai cawapres.

Erick mengatakan, membahas soal cawapres sebenarnya terlalu dini untuk dibicarakan.

"Saya rasa masih fokus di situ dan kalau memang nanti ada hal-hal yang berlanjut (soal jadi bakal cawapres) ya kita lihat saja dulu. Saya rasa terlalu dini (kalau) sekarang," katanya.

Lagi pula, lanjut Erick, masih banyak pekerjaan yang belum terselesaikan terkait jabatannya sebagai Menteri BUMN dan Ketum PSSI.

"Di beberapa bulan ini masih banyak pekerjaan, persiapan U-17 di bulan November (2023), (kemudian) ya konsolidasi BUMN," kata Erick.

Puji Ganjar, Prabowo dan Anies

Erick Thohir memuji tiga figur bakal capres 2024, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Menurut dia, ketiganya merupakan figur-figur yang bagus, dan layak menjadi pemimpin masa depan.

"Saya rasa Pak Ganjar, Pak Prabowo, Pak Anies figur-figur yang bagus. Untuk pemimpin masa depan, tetapi itupun dalam pemilu ada proses," kata Erick.

Dia juga menyebutkan bahwa pada pemilu yang terpenting harus ada kesepakatan.

Jangan karena pemilu masyarakat jadi terpecah.

"Pemilu semua harus menyepakati, yang terpenting justru kembali, jangan karena pemilu itu kita terpecah. Ingat ketika pemilu 2019 kalau sampai Pak Jokowi dan Pak Prabowo tidak bersatu," kata Erick.

"Terbayang tidak saat Covid? Nah itu yang saya rasa pemilu-pemilu sebuah acara lima tahunan. Tetapi Indonesia inikan lima tahunan, Indonesia inikan ratusan tahun," sambungnya.

Kemudian Erick mengingatkan pesta demokrasi lima tahun itu jangan sampai membawa isu SARA.

"Jangan sampai pemilu memecah belah kita. Apalagi bicara agama, suku, dan lain-lain," katanya. (*)

Berita Terkini