TRIBUNSUMSEL.COM- Polemik antara Pratiwi Noviyanthi dengan pihak Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang terkait penjemputan anak asuh kian bergulir.
Pratiwi Noviyanthi mengaku sakit hati atas sikap Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang yang mengambil anak-anak asuhnya di Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan.
Pratiwi Noviyanthi tak terima pihak Dinsos mengambil anak asuhnya karena masalah pemberikasan administrasi.
Hal itu diungkap Pratiwi Noviyanthi saat berbincang dengan di podcast YouTube Denny Sumargo, Kamis, (10/8/2023).
Baca juga: Alasan Pratiwi Noviyanthi Dipanggil Bareskrim Polri usai Anak Asuh Dibawa, Ada Aduan Dugaan TPPO
Tangisnya pecah, mengingat telah merawat anak-anak dari ODGJ(orang dalam gangguan jiwa) sepenuh hati.
Namun secara mendadak, pihak Dinsos dan Kemensos Tangerang mengambil paksa anak asuhnya.
"Caranya mereka menurutmu oke atau ga?" tanya Denny Sumargo.
"Gimana ya aku ngejelasinya, kalau aku lebih ke sisi dimana aku mempertahankan anak, aku mempertahankan anak dengan penuh perjuangan dari mereka maaf tidak diakui masyarakat, mereka kotor, aku manusiakan aku bersihkan, aku bawa rawat di rumah sakit jiwa, aku rawat di rumah, bahkan usg sampai lahiran aku temenin," ungkap Pratiwi Noviyanthi.'
Kejadian penjemputan paksa anak-anak asuh oleh pihak pemerintah itu tidak bisa dilupakan hingga semakin membuatnya sakit hati.
Novi yang masih status lajang ini mengaku bisa merasakan menjadi sosok ibu sejak merawat anak-anak asuhnya dengan kasih sayang.
"Dengan mudahnya diambil itu sakit hati banget, jujur aku belum menikah tapi buat aku merasa jadi seorang ibu ketika aku punya anak-anak asuh," jelasnya.
Baca juga: Pratiwi Noviyanthi Ngaku Tak Direspon Dinsos di Palembang Mau Bantu ODGJ: Dievakuasi, Dilepas Lagi
Disisi lain, Novi menyadari pihaknya belum memiliki izin operasional terkait pengasuhan anak di Yayasan tersebut.
Hingga saat pihak Dinsos menanyakan pemberkasaan bayi yang dirawat, Pratiwi Noviyanthi mengaku tidak bisa menjawab.
"Mereka menanyakan anak ini dari mana, saya jelasin ini ada yang dari Tangerang, Batam, Lubuklinggau, Indramayu," ujar Pratiwi Noviyanthi.
"Dia nanya 'mana buktinya, mereka tanya soal pemberkasan," lanjutnya.