TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti Ijtanibul Ghadhab, Hadits Nabi Jauhi Sifat Pemarah, Inilah Kerugian Memiliki Sikap Pemarah.
Ada hadits nabi yang sangat simpel namun bermakna besar. Hanya terdiri dari dua kata dalam bahasa Arab.
“Ijtanibul ghadhab.” (HR. Kanzul Ummal)
Artinya: Jauhilah sifat pemarah.
(Kanz al-Ummal merupakan buku kumpulan hadits susunan dari karya Jalaluddin al-Suyuti , Jami' al-Kabir. Ini berisi sekitar 46.000 hadits, yang bermacam-macam dari berbagai keandalan. Hadits yang ditemukan di dalamnya dikutip tanpa rantai penuh)
Sifat pemarah merupakan sifat tercela yang harus dihindari oleh kita semua. Hal ini sesuai dengan dengan sabda Rasulullah Saw.
اَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :اَوْصِنِيْ،قَالَ :لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ : لَا تَغْضَبْ
Artinya :
“Dari Abu Hurairah ra : Bahwa seorang laki-laki telah berkata berkata kepada Nabi Saw : “Berilah aku nasihat”. Maka Nabi menjawab,”Janganlah engkau jadi pemarah”, Laki-laki itu bertanya lagi beberapa kali, dan Nabi bersabda: “janganlah engkau jadi pemarah”. (HR Bukhari)
Orang yang sedang marah tidak bisa mengendalikan emosi. Jalan pikiran orang yang sedang marah tidak jernih lagi sehingga bertindak sesukanya, tanpa mempertimbangkan akibat dari perbuatannya.
Seharusnya kita harus bisa mengendalikan diri dari marah, karena marah itu merupakan rayuan setan. Allah Swt berfirman :
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya :
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS Ali Imran :134)
Ayat di atas mengandung pengertian bahwa orang yang bertakwa kepada Allah Swt mempunyai ciri-ciri di antaranya apabila marah sanggup menahan kemarahannya. Orang yang bisa menahan marahnya adalah termasuk orang yang kuat dan salah satu ciri takwa.