Ramadhan 2023

Naskah Khutbah Jumat Minggu Ketiga Ramadhan 1444H/2023, Singkat dan Bermanfaat, Ada dalam Bentuk PDF

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Naskah Khutbah Jumat Minggu Ketiga Ramadhan 1444H/2023, Singkat dan Bermanfaat, Ada dalam Bentuk PDF

TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut contoh teks khutbah jumat minggu kedua di bulan suci Ramadhan 1444H/2023 singkat dan penuh motivasi, lengkap dalam bentuk PDF yang bisa diunduh melalui link dibawah ini.

Teks Khutbah Jumat Minggu Kedua Ramadhan >>> Klik Disini.

  • Khutbah Jumat
    Judul: Menggapai Keutamaan Lailatul Qadar

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي فَتَحَ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ الَّذِيْ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِي قَائِلَهَا مِنَ النِّيْرَانِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أمَّا بَعْدُ. فَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ .تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Hari demi hari telah kita lalui dan tak terasa sekarang kita telah berada separuh lebih bulan Ramadhan.

Artinya, sebentar lagi kita akan memasuki sepertiga terakhir dari bulan mulia ini yang menurut pandangan mayoritas ulama di dalamnya terdapat satu malam istimewa, yaitu lailatul qadar.

Karenanya, dirasa sangat penting untuk membahas malam tersebut sebab ibadah pada malam itu khairun min alfi syahr (lebih baik dibanding ibadah selama seribu bulan) yang di dalamnya tidak ada lailatul qadar.

Hal ini selaras dengan penuturan Mujahid bin Jabir:

أَنَّ النَّبِيَ صلى الله عليه وسلم ذَكَرَ رَجُلًا مِنْ بَنِيْ اِسْرَائِيْلَ لَبِسَ السِّلَاحَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى اَلْفَ شَهْرٍ فَعَجِبَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ ذَلِكَ فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: اِنَّا اَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ اِلَى قَوْلِهِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: "sesungguhnya Nabi mengisahkan seorang laki-laki dari kalangan Bani Israil yang senantiasa mengangkat senjatanya untuk berjuang di jalan Allah selama seribu bulan. Perkara tersebut membuat kaum muslimin merasa takjub sehingga Allah menurunkan tiga ayat pertama surat Al-Qadar" (Fadhailu-l Awqat li-l Baihaqi)

Selain hal tersebut, keutamaan lain dari lailatul qadar adalah

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْر

yaitu para malaikat dari tiap lapis langit bahkan dari sidratil muntaha turun ke bumi untuk meng-amin-kan doa manusia hingga waktu munculnya fajar sebagaimana penuturan Imam Al-Qurthubi.

Mereka, termasuk malaikat Jibril, turun dengan membawa rahmat Allah dan segala ketentuan yang telah Allah tentukan pada malam tersebut hingga setahun ke depan.

Keutamaan terakhir yang tersurat dalam surat Al-Qadar adalah

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

yaitu bahwa setiap detik dari lailatul qadar sepenuhnya hanya berisi keselamatan serta tidak ada keburukan di dalamnya hingga muncul fajar, bahkan dikatakan bahwa setan tidak dapat berbuat buruk pada malam tersebut.

Sedangkan pada malam lainnya, selain keselamatan, Allah juga menetapkan bala’ (Tafsir Al-Qurthubi, juz 20, hal. 133-134).

Hadirin rahimakumullah, Sangat layak untuk kita syukuri tentang keberadaan lailatul qadar sebab malam mulia ini merupakan malam spesial yang hanya Allah ciptakan kepada segenap umat Nabi Muhammad SAW berdasarkan hadits yang telah disebutkan.

Seandainya tidak ada lailatul qadar, maka nyaris tidak mungkin bagi kita untuk mendapatkan pahala ibadah seribu bulan mengingat terbatasnya umur umat Rasulullah SAW.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Ramadhan 2023, Singkat dan Miliki Makna Mendalam, Lengkap File PDF

Beliau bersabda:

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ

Artinya: "Usia umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun. Sangat sedikit yang bisa melampaui umur tersebut" (Sunan Ibni Majah).

Mengenai waktu munculnya lailatul qadar, begitu banyak riwayat yang secara dhahir saling bertentangan: mulai dari pendapat yang mengatakan bahwa malam itu berputar dalam sebulan Ramadhan hingga yang terkhusus pada malam tertentu.

Karenanya, para ulama menganjurkan untuk mencarinya dalam sebulan penuh dan lebih dianjurkan lagi pada sepuluh malam terakhir.

Pengukuhan anjuran paling kuat adalah pada malam ganjil sebagaimana pendapat jumhur fuqaha’ sesuai sabda Nabi Muhammad SAW tentang lailatul qadar

هِيَ فَي شَهْرَ رَمَضَانَ فَالْتَمِسُوْهَا فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ فَإِنَّهَا وِتْرٌ فِي إِحْدَى وَعِشْرِيْنَ، أَوْ ثَلَاثٍ وَعِشْرِيْنَ، أَوْ خَمْسٍ وَعِشْرِيْنَ، أوْ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ، أوْ تِسْعٍ وَعِشْرِيْنَ، أو آخر ليلةٍ مِنْ رَمَضَانَ، مَنْ قَامَهَا احْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: "Malam itu berada pada Bulan Ramadhan, maka carilah pada sepuluh malam terakhir. Sesungguhnya lailatul qadar berada pada malam ganjil: malam ke-21, malam ke-23, malam ke-25, malam ke-27, malam ke-29, atau malam terakhir Ramadhan. Barang siapa menghidupkannya karena ikhlas mengharap ridha Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu."

Hadirin rahimakumullah,

Lailatul qadar memiliki tanda-tanda yang tampak di langit maupun di permukaan bumi sebagaimana yang telah masyhur di masyarakat.

Bahkan juga terdapat tanda batin yang dapat dirasakan oleh sebagian kaum muslimin yaitu kenikmatan beribadah pada malam tersebut.

Namun para ulama saling silang pendapat apakah harus mengetahui secara pasti keberadaan malam tersebut untuk meraih fadilahnya atau tidak.

Pendapat yang paling unggul menurut fuqaha’ mazhab adalah bahwa tidak disyaratkan mengetahui lailatul qadar secara pasti.

Tetapi jika kita mengetahui malam tersebut sekaligus menghidupkannya, maka fadilah yang kita raih akan lebih sempurna.

Karenanya, para hadirin, mari bersama-sama kita tapaki kemuliaan lailatul qadar pada malam-malam yang telah disebutkan dengan berbagai macam ibadah baik shalat berjamaah, shalat tarawih, shalat witir, tadarus al-quran, i’tikaf, maupun yang lain-lainnya.

Juga bagi keluarga perempuan kita yang sedang menjalani haid atau nifas, maka ibadah-ibadah tersebut bisa diganti dengan dzikir, thalabu-l ‘ilmi, dan doa.

Apakah kita bisa memperoleh keutamaan lailatul qadar dengan doa? Jawabannya adalah iya, sebab sabda Rasulullah

اَلدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

Artinya: "Doa itu adalah ibadah"

Semoga kita senantiasa diberi anugrah islam dan iman agar selalu semangat menjalankan ibadah selama Ramadhan terutama pada tanggal-tanggal akhir sebab amal ibadah itu tergantung pada penutupnya.

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِمِ

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ 

***

Berita Terkini