TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ujian sekolah pakai HP di SMP Negeri 1 Palembang, soal ujian tengah semester (UTS) dimasukkan ke Google Form.
Pelaksanaan ujian sekolah pakai HP di SMP Negeri 1 Palembang ini sudah berlangsung sejak Senin (13/3/2023) kemarin hingga Sabtu (18/3/2023).
Total ada 10 mata pelajaran yang akan diujikan selama enam hari tersebut.
"Ini hari pertama kami mengikuti ujian. Kami juga boleh pakai hp karena soal-soal ujiannya itu dimasukkan ke google form," ujar salah satu siswa FR yang duduk dikelas IX ini.
Ia juga bercerita bahwa ujian dengan menggunakan ponsel ini dilakukan sejak adanya pandemi Covid 19 yang melanda Indonesia.
"Jadi kami boleh pakai hp ini dari pas Pandemi, nah guru kan susah kalau mengoreksi pakai kertas, jadi pakai hp terus dan soal-soalnya dimasukkan ke google form,"tambahnya.
Baca juga: Jadwal Sekolah Puasa 2023 di Lubuklinggau, Lengkap Libur Awal Ramadhan 2023 dan Idul Fitri
Tak hanya itu ia dan juga temannya, KH merasa senang karena mengikuti ujian dengan menggunakan ponsel.
"Nanti kami absennya ada di kertas yang disediakan dan enakan pakai hp karena bisa ngintip-ngintip jawaban di google. Kadang juga materinya ada yang ngga diajarin jadi kami buka google yang sebenarnya enggak boleh," ujar mereka.
Untuk hari ini dikatakan mereka bahwa ada sebanyak 20 soal pilihan ganda dan 5 soal esay.
Lebih lanjut, mereka boleh membawa hp hanya pada saat ujian saja, sedangkan untuk di hari-hari biasa mereka dilarang membawa hp di sekolah.
"Tapi kadangan masih ada yang diem-diem bawa hp jadi kemarin itu pernah ada yang nekat bawa hp dan pas razia hp nya itu disita dan untuk mengambil hp itu orang tua harus datang ke sekolah dan pakai surat perjanjian, tapi kalau udah tiga kali melanggar bisa sampai satu semester hp nya nggak dibalikin," katanya.
Menurut mereka selain di sekolahnya, ada juga sekolah menengah pertama yang membolehkan ujian menggunakan ponsel.
"Kami ngisi jawaban pakai tulisan tangan mungkin itu biasanya pas mata pelajaran seperti matematika,IPA," imbuhnya.
Kepala sekolah SMPN 1 Palembang Hj hastiah SPd MSI membenarkan siswa SMPN 1 diperbolehkan menggunakan ponsel untuk mengerjakan ujian tengah semester.
Dikatakannya bahwa untuk hari pertama ini jadwal ulangan dibagi menjadi dua sesi.
Sesi pertama dipakai untuk siswa yang kelas IX dari jam 07.00 sampai pukul 09.00 dan di sesi kedua yakni dipakai oleh kelas VII dan VIII
"Sekarang kita sudah tatap muka tapi untuk ulangan tetap menggunakan handphone. Namun penggunaan hp ini hanya berlaku pada saat ujian saja dan untuk di hari-hari biasa tidak boleh membawa hp," ujarnya saat ditemui.
Lebih lanjut ia katakan bahwa setelah anak-anak mengikuti ujian ini, para siswa dilarang membawa hp agar para siswa bisa fokus belajar.
"Seminggu ini mereka boleh bawa hp untuk ujian. Terus juga sekarang kan anjurannya anak-anak enggak boleh gagal IT, enggak boleh gaptek. Tapi kita juga membentengi mereka untuk enggak bawa hp selain di saat ujian," tambahnya.
Menurutnya anak-anak didik pada saat ujian ini tidak bisa akses di google untuk mencari jawaban dan pihaknya menggunakan aplikasi google form untuk ujian tengah semester ini.
"Kita ujian ini dari hari Senin sampai hari Sabtu dan total mata pelajaran itu 10 mata pelajaran," imbuhnya.
Pihaknya memakai trobosan ini selain agar anak tidak gaptek dan untuk menghemat kertas.
Pengamat Pendidikan Bereaksi
Sejumlah SMP Negeri di Palembang membolehkan siswa-siswi menjawab soal ujian tengah semester dengan gadget atau handphone.
Menurut Pengamat Pendidikan Prof. Drs. H. M. Sirozi, MA., Ph.D, tergantung pelajaran apa, lalu tujuan dari soal itu apa.
Kalau soalnya easy yang tipenya melatih kemampuan analisa dan berpikir kritis serta untuk melatih kemampuan di dalam menuliskan pendapat bisa-bisa saja, tidak masalah.
"Saya tidak bisa mengatakan itu bagus atau tidak karena belum tahu pelajaran apa, tujuannya apa. Apalagi ini jenjang SMP, harusnya lebih dikontrol penggunaan gadget," kata Profesor Sirozi, Senin (13/3/2023)
Menurutnya, apakah guru nya bisa mengontrol anak-anak mengunakan gadget?
Kalau SMP sebenarnya masih pengenalan dasar-dasar ilmu pengetahuan, berlatih menyimpan informasi dalam pikirannya.
"Hanya memang saya tidak tahu itu pelajaran apa yang boleh buka gadget tersebut. Apalagi sekarang ada aplikasi kalau bertanya nanti ada jawabannya," ungkapnya
Masih kata Prof Sirozi, kalaupun dilaksanakan gurunya harus canggih, jangan sampai guru dibohongi anak-anak, karena anak-anak bisa saja mencontoh di internet tanpa menggunakan kemampuannya sendiri.
Kalau tujuannya untuk pemahaman suatu masalah tidak apa. Tapi kalau untuk menilai daya serap informasi ya kurang cocok.
Lalu apakah guru punya aplikasi untuk menilai hasil kerja anak-anak, apakah hasilnya original atau copy paste?
Sebenarnya gadget itu bagus, hanya untuk membaca dan jadi sumber referensi.
Hanya saja kalau bicara ujian, kalau mengukur hasilnya ada pola yang jelas bahwa itu betul - betul kemampuan dari anak.
Kalau tidak jelas konsepnya ya berisiko, karena hasil ujian tidak mencerminkan anak-anak.
"Misal di Malaysia, ujiannya tulis tangan. Supaya siswa atau mahasiswa betul-betul menuliskan apa yang benar-benar dipikirkan. Bisa saja mencontoh tapi tetap tidak bisa copy paste harus diolah dulu juga," jelasnya
Baca berita lainnya langsung dari google news
Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel