Sebagai informasi, sejauh ini LPSK telah mengabulkan permohonan perlindungan yang dilayangkan David Ozora (17) korban penganiayaan anak mantan pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu Mario Dandy Satrio (20).
Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo mengatakan, pemberian perlindungan itu diputuskan dalam Sidang Mahkamah Pimpinan LPSK (SMPL).
Kata Hasto, jenis perlindungan yang diberikan kepada David, yaitu pemenuhan hak prosedural, bantuan medis dan rehabilitasi psikologis.
"Hanya untuk rehabilitasi psikologis baru akan diberikan menunggu kondisi Ananda D membaik," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/3/2023).
Hasto menambahkan, untuk pemberian layanan rehabilitasi psikologis diperlukan asesmen terhadap David.
Oleh karenanya kata dia, mau tidak mau tim asesmen dari LPSK menunggu kondisi David sadar dari komanya.
"Permohonan perlindungan D diterima karena dinilai telah memenuhi syarat perlindungan, baik formil maupun materiil. Selain itu, kasus penganiayaan berat yang diderita korban juga termasuk dalam tindak pidana prioritas LPSK," kata dia.
Baca juga: Alasan Mario Dandy Belum Dijenguk Keluarga setelah 20 Hari Dipenjara, Kondisi Mario Tertekan
Baca juga: Kuasa Hukum David Ungkap Daftar Kebohongan Mario Dandy Saat Jalani Rekonstruksi Penganiayaan, Fatal
Bantahan APA
Polda Metro Jaya tak mau ambil pusing soal bantahan kubu 'pembisik' ke anak mantan pejabat pajak, Mario Dandy Satrio (20) sehingga terjadi aksi penganiayaan ke Crytalino David Ozora (17).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut penyidik saat ini masih bekerja menyidik kasus tersebut.
"Tentu kami tidak akan menanggapi, namun dalam hal ini penyidik masih bekerja," kata Trunoyudo kepada wartawan, Selasa (14/3/2023).
Trunoyudo menjelaskan setiap kasus yang ditangani oleh pihaknya selalu dilakukan scientific crime investigation atau penyelidikan bersifat ilmiah.
"Adanya kolaborasi inter profesi, apa yang kami sampaikan mendasari pada alat bukti yang didapat dari penyidik," ungkapnya.
Bantah Terlibat Perencanaan
Kuasa hukum Anastasya Pretya Amanda alias APA, Sumantap Simorangkir mengklaim bahwa kliennya itu tak mengetahui rencana penganiayaan yang dilakukan tersangka Mario Dandy Satriyo (20) kepada Crystalino David Ozora (17).