Berita SMKPP Sembawa

Sinergi Kementan dan DPR RI Dorong Penerapan Smart Farming di Lampung Tengah

Editor: Sri Hidayatun
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kementerian Pertanian [Kementan] terus mendorong insan pertanian menerapkan konsep smart farming atau pertanian cerdas.

TRIBUNSUMSEL.COM,LAMPUNG TENGAH – Kementerian Pertanian [Kementan] terus mendorong insan pertanian menerapkan konsep smart farming atau pertanian cerdas.

Didikung oleh Komisi IV DPR RI, gerakan smart farming yang saat ini populer dengan low cost precison farming terus digalakkan, Kementan melalui UPT SMK PP Negeri Sembawa Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] berkerjasama dengan Anggota Komisi IV DPR RI Dwita Ria Gunadi menggelar bimbingan teknis [bimtek] dengan tema  Low Cost Precison Farming.

Bimtek yang diikuti 100 penyuluh dan Petani di Kabupaten Lampung Tengah ini digelar dalam dua angkatan di Hotel BBC Bandar Jaya, Lampung Tengah pada tanggal 3-4 Maret 2023.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo berulang kali memberikan motivasi kepada insan pertanian bahwa penerapan smart farming sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

“Karena pertanian saat ini dan ke depannya dihadapkan dengan tantangan besar yakni perubahan iklim dan pandemi Covid-19,” kata Mentan Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian modern dengan teknologi smart farming merupakan sistem yang terdapat keterkaitan erat antarsubsistem, mulai dari hulu hingga hilir, yang didukung oleh tenaga kerja dan lembaga pendukung unggulan.

Baca juga: Agro Eduwisata SMKPP Kementan, Sarana  Edukasi Pertanian Representatif di Sumatera Selatan

Baca juga: Smart Farming, KUR, dan Milenial Amunisi Andalan Kementan Bangun Pertanian Indonesia

Smart farming didefinisikan sebagai sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas.

Di antaranya, Smart Green House, fertigasi berbasis Internet of Things (IoT), Unmanned Aerial Vehicle (UAV), dan The Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) image processing.

“Penerapan smart farming dapat memberikan efisiensi biaya dan waktu produksi, peningkatan kualitas dan skala usaha, serta mitigasi iklim melalui penggunaan sumberdaya alam secara bijak,” tegas Dedi.

Anggota Komisi IV DPR RI Dwita Ria Gunadi menyampaikan latar belakang pelaksanaan bimtek ini. Karena pertanian kita harus dikelola secara baik dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Pertanian perlu di manage dengan baik agar hasil nya maksimal dan menguntungkan. 

“Para petani kita saya yakin sudah ahli semua akan tetapi ilmu itu selalu berkembang sehingga kita perlu untuk meningkatkan kualitas kita dalam hal ini pengetahuan kita," kata Dwita 

"Petani, penyuluh juga harus berpikir sebagai pengusaha. Perlu belajar management, agar usaha pertanian kita menjadi maju." harap Dwita.

Kepala SMKPPN Sembawa Yudi Astoni menyampaikan Low Cost Pressision Farming atau Pertanian Presisi biaya murah sehingga diperlukan teknologi smart farming, hal ini dilakukan untuk menggenjot produktivitas, produksi pertanian yang bernilai jual tinggi.

"Dalam bimtek ini akan membahas bagaimana peran pertanian presisi yang murah biaya digunakan, dan seperti apa aplikasinya dalam kegiatan pertanian," kata Yudi.

Halaman
12

Berita Terkini