Sahilin Batanghari Sembilan Meninggal

Sahilin Pelestari Tembang Batanghari Sembilan Meninggal, Budayawan Berharap Ada Penerus Berkesenian

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budayawan Sumsel Vebri Al Lintani (foto kiri) menuturkan Sahilin (foto kanan) orang yang konsisten dan berkomitmen terus melestarikan seni tradisional di Sumsel. Setelah meninggalnya Sahilin diharapkan ada penerus berkesenian pelestari tembang Batanghari Sembilan.

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sahilin pelestari tembang Batanghari Sembilan meninggal tutup usia, Sabtu (25/2/2023).

Kepergian Sahilin merupakan kehilangan besar bagi seni tradisional di Sumsel.

Diharapkan setelah wafatnya Sahilin akan ada penerus berkesenian, karena memang kesenian itu khususny tembang Batanghari Sembilan tidak boleh mati.

Sahilin merupakan salah satu maestro yang ada di Sumsel yang tetap konsisten mempertahankan seni tradisional Sumsel.

Menurut Budayawan Sumsel Vebri Al Lintani, Sahilin merupakan orang yang konsisten dan berkomitmen terus melestarikan seni tradisional di Sumsel.

"Kita kehilangan satu maestro, untuk pengembangan Batanghari Sembilan. Terlebih Batanghari Sembilan ini sudah jadi identitas Sumsel," kata Vebri saat dikonfirmasi, Sabtu (25/2/2023).

Baca juga: Seniman Bertalenta, Sosok Sahilin Menurut Sekretaris Daerah Kota Palembang Ratu Dewa

Menurutnya, ia cukup lama mengenal Sahilin, tembang Batanghari Sembilan dibawakan Sahilin seja 1970an.

Di masa jaya-jayanya Batanghari Sembilan, ia setiap Minggu ada acara khusus.

Sahilin juga salah satu pengisi acara dan bahkan ikut rekaman di Palapa Record.
Banyak pelaku Batanghari Sembilan, tapi Sahilin yang konsisten
menembang Batanghari Sembilan.

Mengisi acara-acara masyarakat di daerah, Palembang dan lain-lain. Sehingga kalau dilihat yang paling populer tembang Batanghari Sembilan ya Sahilin.

"Sahilin ini mendapatkan penghargaan sebagai Maestro Pelestari Pantun. Batanghari Sembilan itu isinya syair pantun semua. Bahkan waktu saya masih di dewan kesenian dia dapat penghargaan dari bidang musik," katanya.

Baca juga: Anak Ungkap Firasat Sebelum Sahilin Batanghari Sembilan Meninggal, Lupa Syair Lagu

Menurut Vebri, saking konsisten dan komitmennya sosok Sahilin ini, pada saat diundang untuk penyerahan maestro dia tidak datang, karena sudah ada jadwal.

Sahilin Meninggal Dunia, Seniman Batang Hari Sembilan yang Eksis di Palembang (IST)

Bahkan meskipun yang menyerahkan ituPpresiden, ia tetap tidak datang. Lantaran sudah ada jadwal kegiatan.

Dia tidak mau mengecewakan orang yang sudah mengundangnya terlebih dahulu.

"Kemudian beberapa tahun lalu istri nya meninggal. Dia selalu diantar anaknya kalau kemana-mana. Saya juga pernah bikin buku sastra lisan atau tutur dari OKI dia juga jadi narasumbernya," katanya

Menurutnya, peran Sahilin untuk Batanghari Sembilan ini penting untuk Sumsel. Karena penembang yang lain di daerah. Secara popularitas Sahilin sering dikunjungi penelitian, pengamatan dan lain-lain.

"Sahilin bisa jadi inspirasi banyak orang, saya pribadi tentu sangat kehilangan. Jarang ada sepak terjangnya seperti Sahilin yang konsisten dan berkomitmen," ungkapnya

Harapannya, seniman boleh mati karena sifat kefanaan siapapun akan menemukan ajalnya, tapi kesenian umur panjang dan tidak boleh mati. Mudah-mudahan ada yang menggantikan Sahilin.

Meninggal Usia 69 Tahun

Seniman musik Batanghari Sembilan Sahilin dikabarkan meninggal dunia hari ini di usianya yang menginjak kurang lebih 69 tahun, Sabtu (25/2/2023).

Dari informasi yang dihimpun seniman yang kerap tampil dengan gitar dan kacamata hitamnya yang khas ini meninggal dunia pada pukul 04:00 WIB.

"Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un... telah meninggal dunia seniman Musik batanghari sembilan Sahilin pukul 04.00 WIB pagi ini (kabar dari anak Sahilin). Saat ini tengah di rumah duka, " tulis pesan yang diterima Tribunsumsel.com dari grup WhatsApp.

Pria kelahiran 1954 Dusun Benawe, Kecamatan Tanjung Lubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) kini berada di rumah duka, di kawasan 35 Ilir.

Profil Sahilin

Sahilin (69) merupakan sang legenda musik Batanghari Sembilan eksis di Kota Palembang.

Seorang seniman yang identik berpenampilan kacamata hitam memakai baju batik dalam setiap penampilannya ini awal karirnya tak mudah dibayangkan.

Bakat seni yang ia dapat bukan dari pendidikan seni tapi dari ayahnya Soleh yang sering melantunkan lagu-lagu yang dimainkan pada saat berkebun getah (biji parah).

 Saat ayahnya sibuk berkebun, Sahilin mencoba meminjam gitar ayahnya lalu belajar bermain gitar sambil menyanyikan lagu-lagu daerah asalnya.

Pria kelahiran 1954 Dusun Benawe, Kecamatan Tanjung Lubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Seniman yang tinggal di kawasan Tanggo Buntung dapat dikenal oleh orang banyak ialah berkat temannya bernama H Arif yang senang mendengarnya bermusik Sahilin.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Silakan gabung di Grup WA TribunSumsel

 

Berita Terkini