Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar
TRIBUNSUMSEL.COM, BEKASI SELATAN - Orang Tua dari Mohammad Hasya Athallah Saputra, mahassiwa UI yang tewas kecelakaan mengungkapkan hal yang mengejutkan.
Hal tersebut tak lepas usai ayahanda Hasya, Adi Saputra menyebutkan jika AKBP (Purn) Eko Setia Budi mengaku jika ialah yang menabrak Hasya.
Namun, saat itu tak ada permintaan maaf yang terlontar.
Namun sang purnawiran berbincara dengan nada angkuh.
Seperti diketahui, Adi Saputra menceritakan momen saat dia bertemu dengan AKBP (Purn) Eko Setia Budi Wahono usai kecelakaan maut yang menewaskan putranya Mohammad Hasya Athallah Saputra.
Di momen tersebut, Adi sempat berbincang dengan AKBP (Purn) Eko Setia Budi di Rumah Sakit (RS) Andhika tempat Hasya mendapatkan pertolongan medis usai kecelakaan.
"Itu terjadi pada saat malam kejadian di RS Andhika, pada saat korban dibawa ke RS pertama, kami diinformasikan jadi kami ke rumah sakit tersebut," kata Adi, Senin (30/1/2023).
Di rumah sakit, Adi dengan keadaan sedih berusaha mencari informasi siapa menabrak putranya.
"Saya sendiri langsung keluar dan saya mencari karena informasinya anak saya tabrakan, saya nanya 'mana yang nabrak?'," ucapnya.
Baca juga: Sakit Hati Ibu Hasya Mahasiswa UI yang Anaknya Tewas Ditabrak Purnawirawan Polisi, Tak Ingin Damai
Baca juga: Pakar Hukum Sebut Polisi Keliru, Tetapkan Hasya Mahasiswa UI Tewas Ditabrak Jadi Tersangka
Lalu orang yang ada di rumah sakit langsung menunjuk pria yang sedang duduk dekat ruang IGD.
Orang tersebut adalah purnawirawan Polri, AKBP (Purn) Eko Setia Budi.
Ketika dihampiri, Eko langsung bangun dari tempat duduknya dan langsung berbicara dengan nada angkuh ke orangtua Hasya.
"Langsung saya tanya mana yang nabrak? Dia dari posisi duduk di depannya ada anggota (polisi) juga, langsung berdiri. Dengan tegasnya dia mengatakan, 'saya yang nabrak'," ungkap Adi.
Adi lalu menanyakan detail kronologi kepada Eko.
Ia juga sempat memastikan benar atau tidaknya anaknya terlindas hingga mengalami luka parah.
Tanpa rasa empati, Eko langsung menjawab lugas mengaku bawah memang kendaraannya melindas Hasya usai jatuh dari sepeda motor.
"Itu langsung ngomomg 'iya saya yang ngelindas', seperti itu.
Itu diperlakukan kepada saya dan yang saya heran itu, tidak ada keluar kata maaf sekali pun pada malam itu," tuturnya.
Keluarga, lanjut Adi, sudah ikhlas atas meninggalnya putra pertama mereka Hasya dalam insiden kecelakaan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan pada 6 Oktober 2022 lalu.
Hanya saja, keluarga ingin mengusut tuntas kasus kecelakaan karena merasa orang yang menabrak tak sedikitpun menunjukkan rasa empati.
Ditambah, polisi malah menetapkan Hasya sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan dan menutup proses penyidikan.
"Jadi, pada dasarnya kami ikhlas dengan kejadian itu, tapi karena sikapnya tidak ada empati makanya kami putuskan untuk dilanjutkan sesuai dengan hukum yang berlaku," tegas dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com