Sebagai pemimpin, Devi Suhartoni terbuka menerima kritikan dan masukan guna meningkatkan kinerja lebih baik.
"Nak diprotes nak dikritik atau ada keluhan silahkan, saya kan selalu bilang baik upacara pagi maupun apa boleh semua marah saya, boleh kritik sama saya, kemudian apa usulan, gak masalah silahkan," ungkap Devi Suhartoni.
Devi Suhartoni pun mengumpulkan sejumlah petugas kesehatan di Puskesmas Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir, Sumatera Selatan guna memberikan evaluasi.
Ia mempertanyakan tidak adanya orang yang melahirkan di puskesmas Bingin Teluk, dikarenakan kondisinya sangat kotor.
"Tidak ada orang pernah melahirkan disini, kotor, berdebu, inkubator tidak ada tutup lagi, bantal udah jorok, terus bagaimana?" seru Devi Suhartoni.
Menurut Devi, sudah kewajiban para petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan standar tinggi kepada masyarakat yang membutuhkan penanganan medis.
"Walaupun masyarakat itu, saudara-saudara kita tinggal di desa, dia tidak berpendidikan, dia miskin, itu kewajiban kita melayani dengan standar yang tinggi," ujarnya.
"Kalau orang lahir anaknya ditarok di inkubator, inkubator tidak hidup, gimana? mati anaknya, atau dak bawa peti disitu peti, yang tutup bae," tambahnya.
Selain itu, Devi Suhartoni meminta agar pelayanan Puskesmas Bingin Teluk dapat menerapkan keramahan serta kedisiplinan kerja.
"Saya minta tolong satu, kalau puskesmas ini tertib, disiplin rapi bersih, kemduain pelayanannya bener, Puskesmas Bingin Teluk dapat melayani masyarakat, kita tidak punya pilihan harus ramah terapi disiplin, obat-obat harus siap, tidak ada harus ngomong sama saya," ungkap Devi.
Orang nomor satu di Kabupaten Musi Rawas Utara ini juga mengungkapkan soal niatnya untuk menaikan gaji pegawai puskesmas jika memebrikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Devi lantas menantang untuk menunjukkan pelayanan yang terbaik. pasalnya, ia akan kembali menyidak Puskesmas Bingin Teluk 2 bulan kedepan.
Lebih lanjut, Devi mengungkapkan kritikannya menyebut bahwa Puskesmas Bingin Teluk merupakan puskesmas terjelek Sekabupaten Muratara.
Baca juga: Alasan Pria di Palembang Batal Nikah H-1, Dipicu Kurang Uang Rp 700 Ribu, Si Wanita Banting Pintu
"Saya jamin saya banyak mutar, Puskesmas ini terjelek sekabupaten Muratara, apa jeleknya? kotor, tidak rapi," serunya.
Bahkan Devi tidak segan-segan memecat pegawai yang enggan memberikan pelayanan baik lantaran masalah kekurangan gaji.