TRIBUNSUMSEL.COM -- Universitas Andalas (Unand) dihantam dengan kabar miring soal aksi salah satu oknum dosen berinisial KC diduga melakukan tindakan pelecehan terhadap mahasiswinya.
Aksi bejat dosen KC terkuak setelah 8 orang korbannya angkat bicara dan mengadukannya.
Melansir dari Tribunnews,com, Jumat (23/12/2022) Direktur Women Crisis Centre (WCC) Nurani Perempuan, Rahmi Meri Yenti mengatakan ada 8 korban yang sudah melaporkan kasus ini, namun tidak semuanya didampingi WCC Nurani Perempuan.
Ia menjelaskan ada 5 korban yang melaporkan dan akan didampingi WCC Nurani Perempuan.
"Ada tiga korban yang didampingi, sementara dua korban lagi hanya berkomunikasi saja," jelasnya dikutip dari TribunPadang.com.
Dari keterangan korban, terungkap dosen KC tidak hanya melakukan pelecehan seksual, tapi ada korban yang sampai dirudapaksa.
Sementara korban yang rekaman audionya viral di media sosial belum ditemui WCC Nurani Perempuan.
Dosen KC melakukan aksi pelecehan seksual dengan ancaman tidak akan meluluskan mata kuliah yang diampunya.
Menurutnya, saat ini para korban masih mengalami trauma akibat kejadian tersebut.
Para korban juga belum melaporkan kasus pelecehan seksual ini karena takut tidak lulus dari kampus Universitas Andalas (Unand).
"Korban juga tidak ingin apa yang mereka alami diketahui oleh orang tuanya,” terangnya.
Sebelumnya, kasus pelecehan seksual di Unand viral di media sosial dengan bukti rekaman audio.
Dosen berinisial KC diduga melakukan pelecehan kepada mahasiswinya sebagai syarat tidak mengikuti kuliah wajib.
KC juga mengancam tidak meluluskan korban dan mengulangi mata kuliah yang sama tahun depan.
Korban diperbolehkan tidak mengikuti kuliah wajib dengan syarat mencium KC.