Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri
TRIBUNSUMSEL.COM - Fakta Ferry Mursyidan Eks Menteri ATR ditemukan meninggal didalam mobil terparkir di hotel pada Jumat (2/11/2022).
Mantan menteri Agraria dan Tata Ruang sekaligus Eks Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Ferry Mursyidan Baldan meninggal diduga mengalami serangan jantung.
Hal tersebut disampaikan Syahrial adik ipar dari Almarhum Ferry Mursyidan, Jumat (2/12/2022).
Dikatakannya, Ferry sempat pamit kepada sang istri yang saat itu hendak pergi ke Cianjur.
Saat bersamaan kepada istrinya, Ferry mengatakan jika ia akan menghadiri acara di Hotel Bidakara Jakarta.
Baca juga: VIRAL Video Oknum Petugas Kotak Amal Masjid Agung Palembang Diduga Mencongkel Uang Pemberian Jamaah
Adapun Ferry Mursyidan Baldan ditemukan meninggal dunia dalam mobil di parkiran Hotel Bidakara Jakarta Jumat siang.
Namun tepat pukul 00.00 WIB saat sang istri Hanifah kembali dari Cianjur namun tak mendapati Ferry di dalam rumah.
"Malamnya ketika kakak saya Hanifah kembali dari Cianjur jam 12 malam, kakak saya nggak melihat Pak Ferry. Akhirnya ia tidur sampai subuh," ujar Syahrial saat ditemui.
Kemudian, lanjut Syahrial, Hanifah mengetahui jika pukul 10.00 WIB, Ferry harus menghadiri rapat MPR di Hotel Santika.
Namun sang suami belum mengisi daftar hadir.
Seolah paham ada yang tidak beres, Hanifah meminta agar anggota keluarga mengecek ke Hotel Bidakara.
Saat itu, pihak keluarga menemukan Ferry tengah duduk di kursi kemudi dalam mobilnya namun sudah tidak bernyawa.
"Sepertinya habis minum obat sakit gigi, ketiduran dan mungkin kena serangan jantung jadi enggak bangun lagi," jelas Syahrial.
Baca juga: Curhat Dhio Usai Racuni Ayah, Ibu, dan Kakaknya, Ngaku Diperlakukan Tak Adil, Polisi Ambil Sikap
Diketahui, sebelumnya Ferry memang mengeluhkan sakit gigi kepada sang istri dan memintanya membelikan obat.
Ketua RT 01/03 Kemanggisan, Palmerah, Topan mengatakan selepas salat Jumat keluarga mendapatkan kabar duka dari pihak hotel bila Ferry Mursyidan Baldan sudah meninggal dunia.
"Selepas Jumatan, pihak keluarga mendapat kabar dari pihak hotel, bahwa Pak Ferry ditemukan meninggal dunia di dalam mobil di basement," kata Topan, di rumah duka.
Topan mengatakan, Ferry sebelumnya memang sedang mengikuti kegiatan Palang Merah Indonesia di hotel tersebut.
"Kemarin, memang almarhum sebelumnya mengikuti acara PMI. Lalu istirahat di sana dan rencananya hari ini akan melanjutkan kegiatan ke Bekasi," kata dia.
Keluarga Tolak Otopsi
Pihak keluarga eks Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Ferry Mursyidan Baldan menolak jenazah diotopsi.
Hal itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan saat menjelaskan soal meninggalnya Ferry di dalam mobil di basement Hotel Bidakara Jakarta.
"Pihak keluarga membuat pernyataan bahwa tidak bersedia dilakukan otopsi dan tidak dilakukan pengecekan seluruh badan korban," ujar Zulpan saat dikonfirmasi dilansir dari Kompas.com, Sabtu, (3/12/2022).
Meski begitu, Zulpan memastikan bahwa tidak ada bekas luka apa pun saat jenazah Ferry ditemukan petugas keamanan hotel bersama pihak keluarga di area basement.
Di sisi lain, lanjut Zulpan, pihak keluarga menerangkan bahwa Ferry memang memiliki riwayat penyakit hipertensi, gula, dan diabetes.
"Menurut keterangan saksi pihak keluarga, korban ada riwayat penyakit hipertensi, gula, dan diabetes," kata Zulpan.
Baca juga: Dhio Tega Racuni Ayah, Ibu, dan Kakaknya HIngga Tewas Karena Terinspirasi Kasus Munir dan Mirna
Sebagai informasi, Ferry ditemukan meninggal dunia di dalam mobilnya di basement Hotel Bidakara Jakarta pada Jumat (2/12/2022).
Setelah berkoordinasi dan dilakukan pencarian bersama pihak keamanan, Ferry ditemukan di dalam mobilnya yang terparkir di basement hotel.
"Korban ditemukan di dalam mobilnya. Setelah itu petugas keamanan hotel bersama pihak keluarga membuka pintu mobil yang tidak terkunci dan setelah dicek korban sudah tidak bernyawa," pungkasnya.
Zulpan menerangkan pihaknya memperkirakan Ferry meninggal dunia akibat serangan jantung.
Adapun, jenazah Ferry tiba di rumah duka, Jalan Anggrek Cendrawasih IX / 24, RT 001/003, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, sekira pukul 16.00 WIB.
Profil Ferry Mursyidan Baldan
Drs. Ferry Mursyidan Baldan merupakan mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Nasional.
Ferry Mursyidan Baldan diketahui berdarah Aceh lahir di Jakarta 16 Juni 1961.
Ia merupakan putra dari pasangan Baldan Nyak Opin Arif dan Syarifah Fatimah.
Bapak ibunya orang Aceh yang lama tinggal di Bandung Jawa Barat.
Setelah itu, Ferry melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran Bandung dan lulus pada tahun 1988.
Ferry Mursyidan Baldan menjabat dari 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016 pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Sebelum menjabat sebagai Menteri ATR/Kepala BPN, pada tahun 2004 hingga 2009 lalu Ferry Mursyidan Baldan menjabat sebagai anggota Komisi II DPR RI.
Saat itu ia juga menjadi Ketua Pansus Rancangan Undang-Undang Pemilu.
Ferry Mursyidan Baldan memulai kariernya di bidang politik pada tahun 1992 silam.
Saat itu Ferry Mursyidan resmi menjadi anggota Golongan Karya (Golkar) yang kini dikenal sebagai Partai Golongan Karya (Partai Golkar).
Kemudian pada tahun 1992, Ferry Mursyidan terpilih menjadi anggota MPR RI periode 1992-1997. Ia mewakili organisasi pemuda/mahasiswa.
Pemilu 1997 menjadi pengalaman pertama Ferry menjadi anggota calon legislatif dan mengantarnya sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan Bandung.
Saat itu Ferry ditempatkan di Komisi II yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri, Hukum, Kepolisian, dan Aparatur Negara.
Pada pemilu 1999, Ferry kembali terpilih menjadi anggota DPR RI untuk periode 1999 -2004.
Ia terpilih menjadi Wakil Ketua Komisi II.
Dalam periode ini, Ferry terlibat penyusunan UU yang dinilai banyak pengamat sebagai landasan menuju Indonesia yang demokratis, yakni UU No 22/1999 tentang Otonomi Daerah, UU No 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, dan Pansus tiga UU Bidang Politik, khususnya UU Parpol dengan Ferry sebagai Ketua Pansus.
Baca berita lainnya di google news
Sebagian artikel telah tayang di Kompas.com