TRIBUNSUMSEL.COM - Polisi menemukan zat berbahaya yang diduga digunakan DDS alias Dhio (22) untuk meracuni ayah, ibu dan kakak perempuannya hingga tewas.
Adapun zat berbahaya itu semacam zat arsen yang ditemukan polisi di dua gelas minuman teh, satu gelas es kopi dan sendok untuk mengaduk.
Hal ini diungkap Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochamad Sajarod Zakun saat melakukan olah TKP lanjutan di TKP.
Baca juga: TERUNGKAP Cara Dhio Bunuh Orang Tua dan Kakak Perempuan di Magelang, Beri Racun di Teh & Es Kopi
Tepatnya di rumah satu keluarga tersebut yang berada di
Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
"Hari ini, kami nanti akan melaksanakan olah TKP kembali kebetulan dari Polda Jateng langsung ke sini, dari Ditreskrimum,"ujarnya pada Selasa (29/11/2022).
Sementara itu, polisi juga berhasil diamankan yakni dua gelas minuman teh, satu gelas es kopi, dan sendok untuk mengaduk.
Barang bukti tersebut adalah hasil dari identifikasi, autopsi dan juga berdasarkan sisa barang bukti yang ada di TKP.
Kapolresta Malang mengatakan, zat yang ditemukan itu memang berbahaya.
"Semacam zat arsen," ujarnya.
Sementara itu, saat disinggung terkait apakah sudah ada penetapan tersangka dalam kejadian ini.
Dia belum memberikan jawaban pasti.
"Nanti akan kita sampaikan,"terangnya.
Sedangkan, dia melanjutkan, untuk kondisi psikologi anak kedua yang sedang dalam pemeriksaan.
Dirinya mengatakan, masih fokus pada pembuktian kasus terlebih dahulu.
"Prosesnya masih terlalu panjang, kami fokus dulu pada pembuktian terlebih dahulu," urainya.
Pelaku Suka Hamburkan Uang
Diketahui identitas korban diketahui bernama Abbas Ashar (58), Heri Riyani (54), dan Dhea Choirunnisa (24).
Ketiganya tewas setelah diracun DDS alias Dhio yang tak lain anak kedua atau bungsu di keluarga ini.
Kakak laki-laki kandung dari Riyani yang juga paman pelaku, Agus Sutiarso memberikan kesaksiannya.
Ia merasa syok mengetahui korban dibunuh oleh anaknya sendiri.
"Hancur hati saya, saya sangat merasakan kehilangan," ucap Agus, dikutip dari TribunJogja.com, Selasa (29/11/2022).
Agus melanjutkan ceritanya, selama ini keluarga tersebut tidak pernah ada konflik.
Akan tetapi, Dhio dikenal suka menghambur-hamburkan uang.
"Ya ini memang dia itu over lap-ya. Setahu saya itu banyak menghambur-hamburkan uang," jelas Agus.
Sosok pendiam
Kesaksian lain diberikan oleh Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono.
Ia menyebut sosok Dhio sebagai pribadi pendiam.
Baca juga: Kronologi Jenazah Bripda Khoirul Anam Ditemukan, Korban Helikopter Jatuh di Belitung, Pakai Jumpsuit
Meskipun demikian, Dhio dikenal aktif saat ada kegiatan warga.
"Anaknya itu aktif ikut kegiatan, ngaji, ke musala."
"Kalau ada pertemuan remaja dia juga kerap ikut," kata Eko, dikutip dari Kompas.com.
Eko secara pribadi mengaku kaget dengan kasus ini.
Dirinya tidak menyangka Dhio akan berbuat tega kepada keluarganya sendiri.
Apalagi keluarga Abbas dikenal sebagai keluarga yang baik dan harmonis.
"Masih enggak nyangka, enggak percaya. Kok bisa?" tegasnya.
Kata polisi
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudusy menjelaskan, pihaknya masih mendalami kasus ini.
Termasuk motif Dhio meracun keluarganya hingga tewas.
Iqbal menyebut berdasarkan keterangan yang ada, Dhio mengakui perbuatannya.
Ia membeli racun secara online yang kemudian dicampurkan ke minuman para korban.
"DDS mengakui melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online," kata Iqbal, dikutip dari TribunJogja.com.
Dhio saat ini sudah diamankan polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jogja dan Tribunnews
Baca berita menarik lainnya di Google News