TRIBUNSUMSEL.COM - Gegara ajakan minum kopi malah menjadi berkah buat Tukang jaga parkiran di Arseven Coffe Corner.
Karena menuruti ajakan minum kopi tersebut membuat sang sekuriti selamat dari longsor imbas gempa Cianjur.
Arseven Coffe Corner yang berada di Jalan Cipanas-Puncak Cianjur, Jawa Barat tersapu tanah longsor yang mana di dalamnya ada dua karyawan dan beberapa pengunjung.
Sebelum longsor terjadi, HS bersama rekannya MI (46) yang merupakan sekuriti Warung Sate Shinta hendak berangkat ke Arseven.
Siapa sangka, ajakannya tersebut berhasil menyelamatkan nyawanya dan MI. Pasalnya tak lama setelah ngopi terjadi bencana gempa dan longsor.
"Tadinya saya mau ke sana (Arseven) sama teman saya yang itu. Tapi kita ke dalem dulu (Warung Sate Shinta), ngopi dulu," katanya ditemui di Jalan Cipanas-Puncak.
HS merasakan goncangan hebat saat tengah asyik menyeruput kopi bareng MI.
Guncangan itu membuat keduanya langsung berlari ke luar menyelamatkan diri.
Namun betapa kagetnya HS dan MI melihat gundukan tanah sudah menutupi jalan Cipanas-Puncak ke jurang di sisi selatannya.
"Di sebelah Arseven itu ada dua kios, satu warung nasi, satu warung mie, semuanya sudah kebawa tanah longsor,"
Sementara di kafe Arseven tersebut, kata HS, ada rekan kerjanya dua orang dan beberapa pengunjung.
"Saat itu di dalam kafe Arseven ada dua karyawan, satu si Irvan, satu lagi lupa namanya," kata HS.
Di balik bencana alam dahsyat yang meluluhlantakkan tempat biasa HS mencari nafkah, dirinya bersyukur masih diberikan keselamatan oleh Tuhan.
Namun, HS tetap berharap tim SAR bisa segera menemukan dua karyawan Arseven yang masih belum diketahui keberadannya.
"Nggak tahu apa jadinya kalau saya jadi ke sana. Saya masih diberikan barokah, alhamdulillah," ucap HS bersyukur.
Cerita versi MI
MI sempat merekam sesaat setelah longsor menerjang Jalan Cipanas-Puncak, Senin lalu.
MI mengaku refleks merekam hal tersebut sampai akhirnya viral di media sosial.
"Itu video saya. Itu saya refleks ngerekam," ucap MI saat ditemui TribunJakarta.com di depan Warung Sate Shinta pada Sabtu.
Sebelum longsor ia baru saja keluar mess untuk menuju ke kafe AR Seven di Jalan Cipanas-Cianjur.
Baru saja berjalan di depan Warung Sate Shinta, MI dipanggil sekuriti lainnya dari dalam restoran tersebut.
"Saya pas jalan mau ke sana (kafe Ar Seven, red) dipanggil sama Pak Hasan. Saya dipanggil diajak ngopi. Dia bilang pak, ke sini ngopi," ungkap MI.
MI menuruti ajakan temannya itu dan akhirnya masuk ke dalam Warung Sate Shinta.
Di dalam Warung Sate Shinta, pada saat longsor Senin (21/11/2022) siang, terdapat beberapa pengunjung di antaranya rombongan pegawai Pemkab Cianjur.
Beberapa pegawai Pemkab Cianjur menyempatkan diri makan siang di Warung Sate Shinta setelah mengikuti acara di Desa Sarongge.
"Pegawai pemda ada yang makan-makan di sini, bupati udah lewat," ucap MI.
"Bupati sudah lewat habis ada acara di Sarongge. Bupati udah lewat, tidak berapa lama kemudian orang Pemdanya ke sini makan-makan, bupatinya lewat," sambungnya lagi.
Ketika MI sedang asyik ngopi bersama rekan sesama sekuritinya di dalam Warung Sate Shinta, tiba-tiba saja muncul guncangan hebat.
Seisi restoran, dari semua karyawan, MI dan rekannya, termasuk pegawai Pemkab CIanjur langsung berlari keluar Warung Sate Shinta menuju ke parkirannya.
Saat berada di parkiran itu lah MI melihat siswa tersebut menangis histeris.
Sebagian siswa yang mengenakan seragam hijau-hijau itu berjongkok di parkiran, sisanya berdiri.
Mereka semua menangis kencang, merasa ketakutan melihat tanah longsoran sudah menutupi Jalan Raya Cipanas-Puncak.
"Di sana (parkiran) itu sudah ada anak-anak. Mereka pada menjerit-jerit lah, terus saya langsung video, video saya itu," kata MI.
MI menuturkan para pelajar itu adalah anak-anak TK Islam Al Azhar 18 Cianjur.
Berdasarkan penelusuran TribunJakarta.com, para pelajar itu ialah siswi perempuan SD Khoiru Ummah Cianjur.
Sopir angkot yang mengangkut mereka harus menepi ke parkiran Warung Sate Shinta karena jalan di depannya longsor.
Sementara rombongan angkot siswa laki-laki SD Khoiru Ummah Cianjur ada di belakang dan terjebak longsoran dari bukit Palangon.
Jika ditarik garis lurus, posisi kafe Ar Seven berada di jalur longsoran dari bukit.
Setelah longsor yang begitu hebat terjadi, MI refleks mengeluarkan ponselnya dan merekam situasi pascakejadian.
MI juga mengaku langsung gemetaran melihat bangunan-bangunan restoran, seperti R Seven dan beberapa kafe lainnya sudah tertutupi tanah longsoran.
"Itu saya sudah tegang saja. Sudah ketutup tanah semuanya," ungkap MI.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com