TRIBUNSUMSEL.COM - Wajah Ahman seorang korban gempa Cianjur berubah dari lega menjadi resah.
Ahman awalnya lega saat jasad ibunya berhasil ditemukan di timbunan longsor.
Namun berubah menjadi resah saat ia harus mengurus jasad sang ibu.
Dirinya mengaku tak punya uang sepeserpun gegara uang simpanannya ludes karena longsor.
Baca juga: Hari Keempat, Jasad Wanita Hamil 5 Bulan Korban Gempa Cianjur Ditemukan di Gang Lainnya
Belum lagi, rumah Ahman di Kampung Sarampad Desa Sarampad RT 1 RW 2 Cianjur juga sudah rata dengan tanah.
Selama empat hari ini Ahman resah dengan nasib jasad 3 anggota keluarganya yang belum juga ditemukan.
Anggota keluarga Ahman yang ikut terkubur longsor ialah mulai dari istri, anak, dan ibunya.
Hingga akhirnya, jasad seorang wanita lanjut usia ditemukan pada Kamis (24/11/2022) siang.
Pada Kamis sore, jasad wanita tersebut berhasil dikonfirmasi merupakan ibu Ahman yang sempat terkubur longsor.
Namun, kelegaan Ahman hanya sesaat.
Setelah pihak rumah sakit mengkonfirmasi bisa memulangkan jenazah ibunya, wajah Ahman berubah menjadi gundah gulana.
Ia bingung bagaimana mengurus jenazah ibunya di tengah situasi bencana seperti saat ini.
Apalagi kata Ahman, saat ini ia tidak memiliki uang sepeserpun.
Uang simpanan Ahman ikut ludes tergerus tanah longsor yang terjadi pascagempa 5,6 magnitudo.
Sementara, untuk mengurus jenazah ia butuh tenda agar jenazah bisa disemayamkan sesaat.
Sebab, rumah Ahman di Desa Sarampad sudah rata dengan tanah.
Ahman juga bingung bagaimana ia membiayai penggali kubur dan sejumlah orang yang mengurus jenazah ibunya.
"Semua uang saya sudah ludes digerus longsor. Saya bingung bagaimana urus jenazah ibu," ucapnya kepada Wartakotalive.com.
Ahman berharap ada bantuan terpal untuknya membuat tenda.
Syukur-syukur kata Ahman apabila ia bisa memiliki sedikit uang untuk urus jenazah ibunya.
Sebelumnya Ahman sangat berharap jenazah tiga anggota keluarganya bisa ditemukan dalam timbunan longsor.
Harapan itu terus dipeliharanya selama empat hari lamanya.
Tapi tiba-tiba setelah Ahman memiliki kesempatan untuk mengurus jasad ibunya dengan syariat Islam, bapak dua anak itu harus terima kenyataan tidak memiliki kemampuan untuk mengurus jasad ibunya.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com