TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT- Kekhawatiran peternak di Kabupaten Lahat akan adanya serangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap ternak akhirnya terjadi.
Saat ini, puluhan hewan ternak sapi di Lahat terdeteksi alami PMK.
Hal ini seperti dialami peternak sapi di Desa Geramat, Kecamatan Mulak Ulu, Kabupaten Lahat, Ahlan (53) sangat khawatir dengan apa yang terjadi pad hewan ternaknya.
Dirinya sendiri berharap, pemerintah secepatnya memberikan pelayanan pengobatan pada sapi-sapi yang ada di Desa Geramat khususnya.
Jika tidak akan menyebabkan penyebaran lebih banyak lagi ke sapi lainnya.
"Kami khawatir bila tidak ditanggulangi secepatnya, bisa bahaya," jelasnya
Sementara, Kepala Desa Geramat, Agustian membenarkan, bahwa ada beberapa sapi di desa yang terkena penyakit.
Bahkan ciri cirinya menyerupai PMK, namun untuk data seluruhnya ia belum mendapatkan data keseluruhan, seberapa banyak sapi yang terkena diduga penyakit tersebut.
"Kami akan data dulu. Dan menurut informasi yang di dapat dari peternak, hewan ternak sapi ini datang dari Lampung,"ujarnya.
Terpisah, Kepala TPH dan Nakan Lahat, Eti Listina SP MM melalui Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Keswan, drh Astin Tri Saputra, mengungkapkan saat ini hewan ternak sapi yang positif terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) di Lahat sebanyak 79 ekor.
"79 ekor sapi yang positif PMK tersebut tersebar di Desa Geramat, Kecamatan Mulak Ulu sebanyak 50 ekor, Desa Muara Siban, Kecamatan Pulau Pinang tercatat 14 ekor dan rumah potong hewan (RPH) terpantau 7 ekor sapi," ungkapnya, Kamis (2/6/2022).
Ditambahkanya, penularan di Desa Geramat terjadi akibat pemilik ternak membeli satu ekor dari daerah terjangkit PMK, kemudian dilepas secara liar dan berkumpul dengan hewan yang sehat.
"Nah, awalnya memang hanya enam, setelah seminggu menyebar dan naik hingga mencapai 50 ekor sapi, dan ketika ke lapangan hewan tersebut belum ada yang mati. Sedangkan enam lagi sudah dilakukan pengobatan dengan memberikan asupan makanan berbentuk cair campuran telur ayam, asam, gula merah, temulawak, jahe, kunyit, sedangkan kukunya terus diobati," papar Astin Tri Saputra.
Astin menambahkan, untuk di Muara Siban, pihaknya telah menyuntikkan antibiotik dan pengobatan secara herbal.
"Untuk yang terinfeksi PMK, penyembuhannya selama 30 hari, hanya saja, 14 hari mayoritas hewan ternak sudah mau kembali makan rumput," jelasnya.