Dokter Terduga Teroris

Sisi Lain Dokter S Terduga Teroris yang Tewas Ditembak Densus 88, Berikut Penjelasan IDI Sukoharjo

Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah papan nama terduga teroris Dokter S dipasang di depan rumahnya di perumahan besar di Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kamis (10/3/2022). IDI sebut dokter S buka praktik gratis

TRIBUNSUMSEL.COM, SUKOHARJO - Seorang dokter terduga teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah, tewas ditembak Densus 88 Antiteror Polri.

SU yang tinggal di Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, meninggal dunia pada Rabu (9/3/2022).

Dipastikan jika dokter inisial SU itu merupakan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo, Jawa Tengah.

Hal itu dipastikan oleh Ketua IDI Sukoharjo dr Arif Budi Satria.

Arif mengatakan, SU menjadi anggota IDI sejak lulus pendidikan dokter dari Universita Sebelas Maret Solo (UNS) pada 1985.

"Sebagai profesi kami kenal, beliau rutin mengurus administrasi, tapi bukan pengurus, anggota. Anggota yang rajin mengurus administrasi keprofesian surat tanda registrasi atau surat izin prakteknya," kata Arif kepada Kompas.com di rumah duka SU, Jumat (11/3/2022).

Panduan Kompas.com, sekitar 11.00 WIB, Arif mendatangi rumah duka SU.

Dalam pertemuan itu, Arif menyampaikan ucapan bela sungkawa secara langsung kepada keluarga korban.

"Kami di IDI atau Ikatan Dokter Indonesia itu kita mengedepankan humanisme dan memang sesuai dengan kode etik dan sumpah dokter. Fokus Kami adalah kemanusiaan. Kami sebagai anggota IDI dan ini sejawat kami," jelasnya.

Arif menjelaskan selama ini, SU membuka praktek dokternya di dua tempat.

Pertama, di rumahnya Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, dan kedua, di Pondok Pesantren Ulul Albab.

Baca juga: FAKTA Pengendara Mobil Disergap Polisi karena Dugaan Narkoba, Ternyata Salah Tangkap

"Kalau itu (pengobatan gratis) kegiatan sosial masing-masing pribadi," jelasnya.

"Kegiatan (kemanusiaan) itu tidak dilaporkan ke kami," lanjutnya.

Disingung dugaan keterlibatan SU diduga dalam jaringan terorisme, Arif mengatakan tidak bisa berkomentar banyak.

"Kami di titik, bahwa jangan sampai ada distorsi dan lain-lain. Kami tidak tahu, jadi kami tidak berwenang," jelasnya.

Halaman
1234

Berita Terkini