TRIBUNSUMSEL.COM - 13 orang tewas dalam kecelakaan maut di kawasan Bukit Bego Jalan Imogiri-Dlingo, Wukirsari, Bantul, Minggu (6/2/2022) sore.
Diketahui bus tersebut bernopol D 1507 EH.
Detik-detik kecelakaan yang melibatkan bus itu diungkap oleh saksi mata yang berada di lokasi.
Muhammad Elko Pasa bahkan menyebut ada korban yang terlempar ke luar.
Elko kemudian menceritakan kronologi bus sesaat sebelum kecelakaan hingga berinisiatif menelpon pihak kepolisian.
Elko menyaksikan bus terseok saat melintasi jalan menurun dari arah timur menuju barat.
"Saya lihat dari atas, sopir berusaha ngerem, sudah bunyi, ces, ces, ces. Kemungkinan enggak nutut (kuat) dia oleng, kecepatan tinggi," katanya, saat ditemui di lokasi kejadian.
Elko tak sengaja melihat insiden itu.
Ia kebetulan melintas di lokasi kejadian.
Dia kemudian berhenti sejenak untuk membantu memperbaiki satu mobil yang mogok.
Tiba-tiba saja bus datang dari arah timur.
“Sudah tak kode untuk ngerem,” tuturnya.
Elko berada di jalur kanan dari arah timur sementara bus itu melaju di jalur kiri.
Di depan bus itu terdapat empat sepeda motor dan satu mobil.
"Tiba-tiba bus dari belakang itu goyang kanan dan kiri. Kemudian bagian belakang nabrak tebing. Bagian belakang terbang nabrak tebing. Ada yang terlempar keluar penumpangnya,” jelasnya.
Jarak Elko dengan posisi bus yang terbentur itu sekitar 70 meter.
Namun ia menyaksikan dengan jelas dua penumpang terpental keluar ke jalanan, seorang laki-laki dan seorang wanita.
Setelah terlempar, kondisi kedua korban itu sudah tidak sadar.
Elko juga mendengar jelas benturan hebat antara badan bus dengan tebing.
Ia lantas lari untuk memastikan kondisi para penumpang bus tersebut.
Rintihan dan jeritan meminta tolong dari penumpang terdengar jelas di telinganya.
Dia tidak berani melihat kondisi di dalam bus.
Tubuhnya seketika lemas.
Pikirannya panik dan kebingungan.
"Saya hanya menyaksikan dari jarak 20 meter. Tidak berani mendekat," jelasnya.
Setelah menyaksikan detik-detik kejadian pilu itu, ia lantas menelepon temannya.
Dia juga menelepon Mapolsek Imogiri untuk segera mengambil tindakan.
Certia saksi lain
Sementara itu, Bejo Praptodiharjo (65), seorang petugas parkir Bukit Bego, siang itu berdiri tak jauh saat bus nahas menabrak tebing, jaraknya sekitar 10-15 meter saja.
Tanpa dia sadari, ada suara benturan keras dari arah belakangnya.
Ternyata sebuah bus pariwisata yang sudah hancur sisi kanannya adalah pemandangan yang dilihat Bejo.
Dia melihat para penumpang bus yang terlempar keluar. Kondisi mereka sudah tak berdaya. Nyaris tak bergerak. Tak banyak yang bisa dilakukannya, selain berusaha meminta tolong kepada siapa saja yang ada di sekitar.
Bahkan, kakinya sedikit memar karena terkena pecahan puing salah satu bagian bus itu.
Benturan keras
Bahriah, seorang pedagang kuliner di kawasan Bukit Bego, mendengar suara benturan keras sekitaran pukul 13.30.
Ia sudah menduga suara itu bersumber dari jalan raya, akibat kecelakaan lalu lintas.
“Saya keluar, bus sudah dalam kondisi rusak seperti itu," katanya, saat dijumpai di warung miliknya.
Bahriah sempat melihat kepanikan para penumpang sesaat setelah insiden itu terjadi.
Samar-samar dirinya juga melihat seorang, yang diduga sopir, keluar dari bus. Kondisi orang itu kemudian meringkuk tak sadarkan diri.
Sementara saksi lainnya, yang juga pedagang di kawasan Bukit Bego, Harjo Pawiro membenarkan suara yang timbul dari kecelakaan tersebut memang sangat keras. Saking kerasnya dia sempat bingung, apa gerangan yang menabrak.
Begitu ditengok, ternyata sebuah bus pariwisata sudah dalam kondisi remuk.
Baca berita lainnya di Google News
(Tribunjogja.com/Miftahul Huda)