Jelang Pilpres 2024

Prabowo Subianto Beri Pengakuan Tak Terduga Jelang Maju di Pilpres 2024 Karena Tiga Kali Gagal

Editor: Slamet Teguh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prabowo Subianto Beri Pengakuan Tak Terduga Jelang Maju di Pilpres 2024 Karena Tiga Kali Gagal

Prediksi Pengamat

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan keinginan PKB untuk menduetkan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dengan Prabowo Subianto dinilai sah-sah saja.

Namun menurut Ray, keputusan tersebut ada di tangan Prabowo selaku Ketua Umum Partai Gerindra.

"Keinginan PKB untuk menduetkan Prabowo dengan Cak Imin, tentu sah-sah saja. Sekalipun, titik keputusannya ada di tangan Pak Prabowo," kata Ray kepada Tribunnews.com, Sabtu (5/2/2022).

Alasan itu lantaran elektabilitas Prabowo jadi salah satu yang paling menonjol untuk dicalonkan sebagai presiden.

Di sisi lain, nama Cak Imin sebagai calon presiden maupun wakil presiden masih abu - abu.

Faktor lainnya, hubungan PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) terlihat makin repot usai terpilihnya Ketum PBNU yang baru.

"Elektabilitas Prabowo salah satu dari nama yang paling menonjol sebagai calon presiden. Nama Cak Imin sendiri baik sebagai capres maupun sebagai calon wakil presiden masih samar-samar," ucapnya.

Dengan pertimbangan - pertimbangan tersebut, posisi Cak Imin dinilai rendah untuk mendampingi Prabowo di Pilpres 2024.

"Dengan 3 pertimbangan ini posisi Cak Imin untuk masuk sebagai calon wakil presiden Prabowo sebenarnya rendah," ungkap Ray.

Baca juga: Kader Nafsu Pasangkan Cak Imin dengan Prabowo di Pilpres, Jawaban Prabowo Bertepuk Sebelah Tangan

Baca juga: Pengamat Bocorkan kenapa Tingkat Keterpilihan Prabowo Selalu Diatas Ganjar dan Anies Jelang Pilpres

Dukungan Umat Islam

Di sisi lain, Pengamat politik Islam The Political Literacy, Muhammad Hanifudin menilai, wacana menduetkan Prabowo Subianto dengan Cak Imin akan berpengaruh pada dukungan umat Islam pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Menurut Hanif, potensi duet Prabowo-Muhaimin untuk Pilpres 2024 cukup terbuka.

Secara kalkulatif, lanjut Hanif, suara Gerindra dan PKB telah memenuhi ambang batas 20 persen presidential threshold sebagai syarat maju.

"Tapi, untuk menjadi pasangan pemenang, khususnya mendapat mayoritas dukungan umat Islam/partai Islam, masih butuh jalan panjang," paparnya kepada KOMPAS.TV via WhatsApp, Jumat malam (4/2/2022).

Halaman
123

Berita Terkini