TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ayah dari C, mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri) yang menjadi korban dugaan pelecehan seksual berharap anaknya mendapat keadilan terutama dari pihak kampus.
Hal ini disampaikannya setelah ikut hadir dalam pemanggilan yang dilakukan perwakilan Unsri terhadap dua mahasiswi pelapor dugaan pelecehan seksual oleh oknum dosen di kampus tersebut.
"Harapan kami, pihak Unsri menyelesaikan masalah ini dengan tegas dan tidak ada lagi intimidasi kepada anak-anak kami (mahasiswi korban dugaan pelecehan)," ujarnya saat menemui awak media di depan gedung di Gedung Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Unsri Bukit Besar Palembang, Sabtu (4/12/2021).
Pria yang enggan menyebutkan namanya ini menjelaskan, bentuk intimidasi yang dia maksud seperti peristiwa sehari sebelumnya.
Dimana, salah satu mahasiswi Unsri pelapor dugaan pelecehan seksual sempat terancam batal mengikuti yudisium dikarenakan namanya tiba-tiba menghilang dari daftar calon wisudawan.
Meski akhirnya mahasiswi tersebut bisa mengikuti yudisium di waktu siang, akan tetapi sempat terjadi kericuhan akibat peristiwa tersebut.
Sebagai orang tua, dia sangat menyayangkan adanya kejadian seperti itu.
"Kami mohon kepada Universitas ini, mohon luluskan anak-anak kami. Jangan sampai ada kejadian seperti kemarin," ucapnya.
Sedangkan untuk proses hukum terhadap pelaku, dia menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian.
"Untuk urusan itu, biarlah pihak kepolisian yang mengurus," ucapnya.
Baca juga: 2 Mahasiswi Pelapor Dugaan Pelecehan di Unsri Hadir Penuhi Panggilan Dekan, Didampingi Orang Tua
Baca juga: Bertambah 1 Orang Mahasiswi Korban Dugaan Pelecehan di Unsri, Ada 4 Korban 2 Terduga Pelaku
Sementara itu, Presma Unsri, Dwiki Sandi yang ikut hadir dalam pemanggilan itu mengatakan, kedua pelapor diminta untuk menjelaskan kronologi sampai dugaan pelecehan seksual itu terjadi.
"Mereka diminta menjelaskan kronologis, apa yang dirasakan, pelecehan apa saja yang mereka alami," ujarnya.
Dia juga membantah adanya desas-desus pengancaman terhadap dua pelapor tersebut dalam pertemuan itu.
"Didalam cukup kondusif. Ada perwakilan dari Dikti, kemudian ada juga dari Dekan dan ada juga WR 3, itu yang hadir. Jadi tidak ada pengancaman," ujarnya.
Namun terlapor tidak turut dihadirkan dalam pemanggilan itu.
"Kurang tahun kenapa terlapor tidak dihadirkan, itu pertimbangan kampus," ucapnya.
Sementara itu, tidak ada perwakilan Unsri yang bersedia menemui awak media untuk menyampaikan hasil pertemuan yang baru saja dilakukan.