TRIBUNSUMSEL.COM-Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun tahun ini bertepatan pada tanggal 19 Oktober 2021. Maulid artinya kelahiran. Nabi Muhammad lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571 kalender Romawi.
Pada tanggal 12 Rabi’ul Awal umat muslim memperingati sosok kelahiran seorang yang sangat penting. Memperingati maulid adalah untuk mengenang warisan atau peranan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya.
Ketika Maulid, selain mewarisi apa yang nabi tinggalkan kepada kita yakni Alquran dan Hadist serta sunah, akhlak juga menjadi hal yang utama.
Maulid Nabi Muhammad SAW dijadikan sebagai hari libur nasional di Indonesia.
Namun berdasarkan surat keputusan bersama tiga menteri, hari libur nasional memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang sebelumnya 19 Oktober 2021, digeser menjadi 20 Oktober 2021.
Perubahan tanggal libur Maulid Nabi Muhammad SAW ini berdasarkan Surat Keputusan bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi, Birokrasi Nomor 712, 1, dan 3 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Bersama Menag, Menaker, Menpan dan RB Nomor 642, 4, dan 4 Tahun 2020 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama.
Baca juga: Cek Jadwal Libur Nasional Bulan Oktober 2021, Apakah Hari Kesaktian Pancasila Libur?
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Dilansir dari gramedia.com, Nabi Muhammad lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571 kalender Romawi. Rasul lahir dari ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah.
“Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, hari Senin adalah hari aku dilahirkan,”
Tahun tersebut juga disebut sebagai Tahun Gajah yakni tahun ketika pasukan gajah di bawah pimpinan Abrahah Habasyah tengah menyerang Ka’bah.
Allah SWT pun menghentikan aksi mereka dengan segala kebesaranNya. Burung ababil pun datang menjatuh batu-batu untuk mendatangkan wabah penyakit.
Kisah kelahiran Nabi Muhammad ini ada di dalam Surah Al Fil yang memiliki arti Tahun Gajah.
Rasulullah lahir di masa ini dan dibesarkan sebagai anak yatim karena ayahnya, Abdullah telah meninggal dunia sebelum usianya genap 3 Tahun. Semasa kecilnya, akhirnya dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Muthalib.
Hikmah Memperingati Maulid Nabi Muhammad
Maulid Nabi diperingati setiap 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Maulid Nabi menjadi perayaan yang berkembang di masyarakat setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Dosen Tafsir Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Ahmadi Fathurrohman Dardiri SThI MHum dilansir dari tribunnews, menjelaskan mengenai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Maulid artinya kelahiran, sementara Maulud itu artinya orang yang dilahirkan," jelas Ahmadi.
Menurutnya, istilah keduanya sama benarnya, intinya kita memperingati sosok kelahiran seorang yang penting bagi kita, terutama sebagai seorang muslim.
Memperingati maulid semata-mata untuk mengenang warisan atau peranan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya.
Ahmadi mengatakan, ketika Maulid, selain mewarisi apa yang nabi tinggalkan kepada kita yakni Alquran dan Hadist serta sunah, akhlak juga menjadi hal yang utama.
"Nabi pernah menyampaikan: Aku tidak lain diutus untuk menyempurnakan akhlak," terang Ahmadi.
Menurutnya, saat ini akhlak menjadi hal penting bagi umat muslim untuk diperhatikan.
"Menariknya ketika ini semua terbungkus dalam sebuah kerinduan."
"Kita memiliki sosok ideal dalam hidup, meskipun tidak kita temui itu ada dalam benak kita, siapa? Nabi Muhammad SAW," ujarnya.
Menurutnya, hal ini menjadikan Islam makin unik karena sosoknya dirasa sempurna.
"Bahkan sejarah mencatat, Nabi Muhammad adalah salah satu orang yang paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia," ujarnya.
Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
Ahmadi menjelaskan, hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada dasarnya mubah.
"Jadi ini hal-hal yang bukan sebuah keharusan, mendapatkan pahala dalam level-level tertentu juga tidak," jelasnya.
Ahmadi menjelaskan, masalahnya ketika maulid ini isinya merupakan sesuatu yang mengandung pahala.
"Ada ayat yang menjelaskan tentang Allah SWT dan Malaikat itu bersolawat kepada Nabi Muhammad SAW, kenapa kita tidak?," ujarnya.
Surah al-Ahzab [33] ayat 56:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā
Artinya:
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Terkait perayaan pada tahun ini di tengah pandemi, Ahmadi menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad tidak wajib.
"Karena ini tidak wajib, kita tidak perlu mempertaruhkan apa yang dianggap sesuatu yang berbahaya," jelasnya.
Ahmadi mencontohkan hal ini dengan salat Jumat berjamaah di masjid bagi laki-laki yang sifatnya wajib bisa ditinggalkan hanya karena hujan deras yang bisa membuat kotor atau berbahaya.
"Kita melihat sudut pandang itu, apa lagi Maulid yang sifatnya tidak wajib," jelasnya.
Hikmah Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
Ahmadi menjelaskan, hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW yang paling utama adalah teladan.
Beliau adalah manusia layaknya kita, tetapi ada sisi dalam diri Beliau yang tidak kita miliki.
"Yaitu akhlak yang mulia," jelasnya.
Nabi Muhammad SAW memiliki jaminan masuk Surga, karena akhlaknya yang mulia.
Beliau tetap berdoa, tetap beristigfar, dan tetap menjalankan kewajibannya seorang muslim.
"Jadi kita memperingati maulid, mengingat-ingat sosok Nabi, kita berusaha meniru."
"Pada akhirnya kehidupan kita bisa menjadi lebih tenang, kebutuhan spiritual terjawab," terangnya.
Keutamaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
Terkait hal ini, Ahmadi mengambil pernyataan dari Kyai Adam Kosasih asal Subang.