TRIBUNSUMSEL.COM - Dibalik Coki Pardede Ditangkap kepolisian terkait penyalagunaan narkotika
Beberapa rekan menguak fakta mengejutkan mengenai gerak-gerik aneh Coki Pardede selama ini terpantau.
Ya sejumlah rekan kerja di MLI ternyata sudah mengetahui jika Coki Pardede pemakai barang haram
Adapun dengan ditangkapnya Coki Pardede bak membuat lega para rekan selama ini was-was
Hal ini diakui CEO MLI, Patrick Effendy saat jadi bintang tamu pada konten podcast Deddy Corbuzier, Sabtu (4/9/2021) pagi.
Malahan, Koh Patrick, sapaan akrab Patrick mengaku penangkapan Coki ini ibarat bisul yang pecah.
“Kalau boleh jujur, gue kayak bisul pecah, terdengar jahat buat semua orang, actually gue lega."
"Leganya lebih karena akhirnya tanpa diganggu apapun, distraction dari semua, Coki punya program yang fokusnya itu untuk adiksinya dia,” ujar Patrick.
Tandem Coki, Tretan Muslim pun menyampaikan pendapat serupa.
Diakui Tretan lega atas ditangkapnya Coki oleh polisi karena kasus narkobanya.
“Lega, kalau memang yang terbaik, karena gimana lagi, dia didakwahin enggak mempan juga, mau cara apa lagi."
"Dari November sampai sekarang, harus deg-degan, kalau tiba-tiba Coki hilang,” ujar Tretan.
Patrick dan Tretan bergantian bercerita kalau sebenarnya Majelis Lucu Indonesia sudah tahu mengenai kecanduan teman mereka.
Tretan mengatakan sudah curiga dari gerak-gerik Coki yang sering menghilang, antisosial, dan jarang membalas pesan masuk.
“Saat Coki gitu, saya curiga, lapor. Coki sering hilang, meskipun ngegame, bangun enggak pernah siang, ini kadang siang dari pagi sampai malam,” tutur Tretan.
Lebih jauh Tretan menjelaskan, Coki sering memiliki agenda sendiri dan tidak dapat ditawar.
Dia pernah sampai beradu argumen dengan Coki, hanya karena tiba-tiba Coki ingin pergi ke suatu tempat untuk melakukan syuting.
Tentu saja, menurut Tretan itu hanya akal-akalan Coki untuk pergi dari situ.
Setelah melihat banyak kejadian yang mencurigakan terhadap Coki, Patrick akhirnya berinisiatif untuk mempertemukan Coki dengan Pendeta Yerry Pattinasarany.
Bahkan, di beberapa kesempatan, jika Majelis Lucu harus pergi keluar kota, Coki sengaja ditempatkan sekamar dengan Pendeta Yerry.
“Dia bilang sama gue kalau dia makai,” ujar Yerry.
Menurut Yerry, ada banyak pemicu yang membuat Coki akhirnya lari ke narkoba.
Setidaknya, kata Yerry, ada tiga masalah yang dihadapi oleh Coki, yaitu kecanduannya, komplikasi fisik akibat pemakaian narkoba dan psikis.
“Psikologis bermasalah? Kelihatan dari tingkah laku dia yang berbeda, emosi dia yang enggak stabil, ada drugs-nya, ada dari fisiknya. Kompleks, enggak bisa ngomong di sini,” tutur Yerry.
Yerry menjelaskan, awalnya Coki menyambut baik program rehab yang dirancang oleh MLI ini.
Namun, karena masalah Coki yang terlalu kompleks, dia kembali menggunakan narkoba.
“Ikut pelayanan, dalam bimbingan pelayanan, dia sudah sober.
Relapse-nya karena ada hal-hal yang jadi pemicu, masalah kompleks yang belum terselesaikan,” ujar Yerry.
Patrick sendiri menjelaskan, pihaknya sudah bersama-sama merancang program untuk Coki.
Bahkan, mereka memiliki grup WA yang isinya, Patrick, Tretan, Pendeta Yerry, adik Coki, dan satu orang yang dikhususkan menjaga pria bernama asli Reza Pardede ini.
“Program kita desain bareng-bareng, di-lead Pendeta Yerry. Pindahin dari kos-kosan, road manager di sana, finansial kita yang manage, socmed kita punya akses,” tutur Patrick.
Bukan tanpa alasan, MLI bisa mengakses media sosial Coki, karena itu permintaan Coki sendiri.
Menurut Patrick, Coki mengaku sering membuat kicauan ngawur di Twitter karena pengaruh dari narkobanya.
“Dia mengakui dia bikin tweet ngawur, cari adrenalin, masalah-masalah datangnya dari situ.
Kita bikin olahraga, sudah paksa, tapi enggak berhasil kita bikin program supaya dia sembuh,” ujarnya.
Coki Pardede ditangkap di kediamannya, di Cisauk, Tangerang Selatan pada Rabu, 1 September 2021.
Saat digeledah, Satuan Reserse Narkoba Polres Tangerang Kota menemukan sabu yang diakui miliknya.
Saat ini, Coki masih diperiksa polisi untuk pengembangan kasus ini.
(Tribunsumsel.com/M Naufal Falah)