Perempuan Dalam Islam

Bolehkah Perempuan Cemburu Dalam Islam, Jangan Sampai Cemburu Buta Jadi Prasangka, Ini Kata Ulama

Penulis: Vanda Rosetiati
Editor: Vanda Rosetiati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Bolehkah perempuan cemburu dalam islam, jangan sampai cinta jadi prasangka.

TRIBUNSUMSEL.COM - Rasa cemburu merupakan 'bumbu' dalam suatu rumah tangga. Hati manakah yang tidak pernah tersentuh lintasan cemburu. Bahkan pasangan suami-istri yang tidak memiliki rasa cemburu sama sekali akan membuat hubungan pernikahan keduanya terasa dingin.

Cemburu adalah tanda cinta. Tetapi sebagai seorang muslimah bolehkah perempuan cemburu. Perlu diketahui bagaimana hukumnya, bolehkah perempuan cemburu dalam Islam. Bagaimana caranya agar jangan sampai karena terlampau cinta menyebabkan cemburu buta dan jadi prasangka. 

Buya Yahya dalam kanal Buya Yahya menjawab bertemakan Mengatasi Rasa Cemburu yang ditayangkan 1 November 2019 menjelaskan cemburu timbul karena seseorang merasa memiliki sehingga takut kehilangan. Cemburu ini sebenarnya bisa menyuburkan cinta asalkan memang sesuai porsinya. Jika tidak dikelola dan berlebihan maka bisa jadi prasangka buruk atau suuzon.

Agar tidak jadi prasangka maka cemburu didasarkan pada akal dan syariat maka cemburu bisa jadi prasangka. 

"Jika seseorang cemburu tetap bisa menghadirkan akal dan syariat itu cemburu yang istimewa," kata Buya Yahya.

Kecemburuan yang didasarkan dengan akal dan syariat adalah cemburu yang timbul karena rasa cinta dan bertujuan menjaga yang dicintai karena Allah SWT. Cemburu untuk menjaga kebaikan dunia dan akhirat itu adalah cemburu yang syar'i sesuai syariat. Cemburu yang bertujuan agar mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan baik di dunia dan di akhirat itulah cemburu yang aqli atau berdasarkan akal.

Dalam video lainnya Buya Yahya juga menyampaikan cemburu adalah tanda cinta tetapi jika berlebihan bersifat jelek dan menjadi berprasangka. Jika cemburu sudah berlebihan maka akan membunuh cinta.

Jika ada seorang yang merasa cemburu kata Buya Yahya maka tetap harus sesuai akal pikiran dan syariat. Dicontohkan, jika ada seorang suami yang sangat perhatian pada ibunya maka si istri sampai cemburu pada ibu mertua ini cemburu yang keliru. "Kalau ada yang seperti ini cemburu dengan ibu mertua, itu 'sakit'. Dia ibunya maka hal yang wajar jika anaknya dekat dengan ibunya," kata Buya Yahya.

Pada bagian lain dia mencontohkan, jika ada istri atau suami yang cemburu pada pasangannya maka langkah yang harus dilakukan jangan langsung to the point ke pasangan dan marah-marah. Apalagi jika sampai bercerita atau curhat ke orang lain tentang sikap pasangan. Tetapi berbenah dan setelahnya baru berbica baik-baik ke pasangan.

"Kalau sampai curhat ke orang lain, istri curhat pada lelaki lain Nauzubillah. Wanita mulia tidak seperti itu," katanya.

Begitupun suami yang baik akan tahu dan tidak dengan mudahnya menceritakan permasalahannya dan perempuan lain.

"Dengan demikian semoga dijauhkan dari iri dan dengki dan jauhkan dari cemburu buta," kata Buya Yahya.

Sanksi Istri yang Cemburu

Anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Oni Sahroni dalam tulisannya Hukum Nafkah Suami Menurut Islam memuat tidak ada sanksi atas seorang istri yang cemburu.

Hadis riwayat Bukhari dan Muslim menjelaskan tentang kejadian ketika seorang istri Nabi Muhammad SAW merasa cemburu, sampai-sampai sang ummul mu`minin itu memecahkan piring hantaran yang dibawakan madunya kepada Nabi SAW.

Beliau pun tidak berkata apa-apa kecuali mengumpulkan pecahan piring itu dan mengumpulkan makanan yang berserakan, seraya berkata kepada Muslimin para tamunya, "Ibu kalian cemburu." Rasul SAW lantas membawakan piring baru sebagai ganti piring yang dipecahkan istrinya itu.

Cemburu yang Disukai  Allah dan Cemburu yang Dibenci Allah 

Dalam buku Tuhfah al-Arusain karya Majdi bin Manshur bin Sayyid asy-Syuri dijelaskan, cemburu merupakan salah satu sifat alamiah dari seorang perempuan (istri). Oleh karena itu, lelaki atau suami pun mesti memahami pasangannya kala dilanda cemburu.

Bagaimanapun, cemburu yang berlebihan pun termasuk perbuatan tercela. Bagaimana mengukur cemburu yang sewajarnya dan eksesif, dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan dari Jabir bin 'Atik al-Anshari secara marfu' sebagai berikut.

"Kecemburuan itu ada yang disukai, dan ada yang dibenci Allah SWT. Di antara sikap membanggakan, ada yang disukai dan ada yang dibenci Allah. Adapun kecemburuan yang disukai Allah ialah cemburu dalam perkara yang mencurigakan, sedangkan cemburu yang dibenci Allah ialah cemburu dalam perkara yang tidak mencurigakan. Sikap membanggakan yang disukai Allah ialah seseorang yang membanggakan dirinya ketika berperang dan bersedekah, sedangkan sikap membanggakan yang dibenci Allah ialah sikap membanggakan dalam kebatilan."

Bahaya Cemburu Dalam Islam

Bahaya cemburu dalam Islam yang memang harus diketahui dan pahami secara betul:

  • Rasa Percaya yang Berkurang
    Saat rasa cemburu mulai menyapa pada diri anda, tentu kepercayaan yang semula anda tanamkan kepada pasangan secara perlahan mulai berkurang dengan sendirinya. Hal inilah yang ditakutkan dalam kehidupan rumah tangga. Dimana apabila rasa percaya terhadap pasangan mulai berkurang, tentu akan berakhibat fatalnya kehidupan rumah tangga yang selama ini anda bina. Anda bisa mempelajarinya dari tips menjaga hati dalam islam.
  • Ragu Terhadap Pasangan
    Cemburu bisa timbul karena ada dugaan yang jelas terhadap pasangan. Maka rasa cemburu yang seperti inilah yang masih dalam tahapan yang wajar. Namun apabila keraguan yang engkau tanamkan kepada pasangan tanpa adanya landasan atau tuduhan yang kuat. Maka hal tersebut merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT.

Nabi SAW pernah bersabda: “Ada jenis cemburu yang disukai oleh Allah SWT dan adapula cemburu yang dibenci oleh-Nya, yaitu cemburu yang didasari atas tuduhan atau sangkaan. Sedangkan cemburu yang dibenci oleh Allah SWT yaitu cemburu yang tidak dilandasi dengan keraguan.” (Sunan Al-Baihaqi).

  • Menimbulkan Persepsi yang Buruk
    Kecemburuan terhadap pasangan bukan hanya mengurangi rasa percaya kepada mereka. Melainkan juga menimbulkan persepsi yang buruk kepada pasangan kita. Hal ini juga telah dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa adalah apabila mereka ditimpa rasa was-was yang berasal dari syaitan, maka mereka langsung mengingat kepada-Ku. Maka dari itu pula merek akan melihat kesalahan-kesalahan.” (QS. Al-A’raf: 201).


  • Memicu Kemarahan
    Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Sa’ad bin Ubadah menyatakan: “Seandainya aku telah melihat seorang laki-laki bersama istriku, maka aku akan memukulnya dengan sisi padangku yang sangat tajam.”

Saat mendengar berkataan tersebut, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak herankan kalian terhadap kecemburuan Sa’ad? Jika aku berada di posisiny, maka aku akan lebih cemburu daripadanya. Dan Allah SWT akan lebih cemburu lagi dari apa yang ada pada diriku.” (HR. Bukhari). Hal ini berkaitan dengan sifat marah dalam islam yang harus anda ketahui juga.

  • Ancaman Dosa
    Saat kemarahan mulai ada di dalam rasa cemburu yang engkau tanamkan, maka hal tersebutlah yang mengancam dosa bagimu. Hal inilah yang paling ditakuti oleh Allah SWT. Dimana saat seseorang memiliki rasa cemburu berlebih kepada pasangannya, maka bukan nikmat atas pahala yang mereka dapatkan. Melainkan justru dosa yang terus tertumbuk dari rasa marah yang mereka tanamkan pada dirinya.

Seperti halnya dalam firman Allah SWT: “Hai orang-orang beriman, jauhkanlah dirimu dari kebanyakan prasangka, sesungguhnya yang demikian itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12).

  • Berburuk Sangka Terhadap Pasangan
    Berburuk sangka terhadap pasangan tidak hanya memicu pertikaian diantara keduanta. Melainkan juga menimbulkan rasa yang kurang baik di dalam diri mereka. Dimana sifat inilah yang sangat dibenci oleh Allah SWT.

Dalam firman Allah SWT: Dan janganlah engkau iri hati terhadap apa yang telah Aku karuniakan terhadap sebagian dari kamu. Karena bagi (laki-laki) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah SWT atas sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas segalanya.” (QS. An-Nisa’: 32).

  • Adanya Luka dalam Hati
    Saat perasangka sudah ada di dalam hati, maka kecemburuan juga semakin menjadi-jadi. Hal inilah yang menimbulkan adanya luka dalam hati kita. Dimana saat kita merasa benci terhadap seseorang, tentu luka hati juga akan tertanam pada diri kita.

Untuk itu, islam melarang bagi mereka yang memiliki sifat cemburu yang berlebih kepada pasangannya. Baca juga mengenai cara menghilangkan dendam dalam islam dan keutamaan memaafkan dalam islam.

  • Memicu Timbulnya Permasalahan Baru
    Kecemburuan yang besar bukan hanya menyakiti diantara satu pasangan kita, melainkan juga dapat memicu timbulnya permasalahn baru di dalam rumah tangga. Yang awalnya hanya sebuah prasangka kecil bisa semakin besar dengan rasa cemburu yang meluap di dalamnya. Hal inilah yang harus dihindari ketika cemburu sudah membutakan hati kita.
  • Komunikasi yang Semakin Buruk
    Cemburu bukan hanya menimbulkan permasalahan baru di dalam rumah tangga, melainkan juga memperburuk komunikasi diantara keduanya. Apabila komunikasi sudah tidak terjalin seperti sediakala. Maka sebaiknya ada pihak penengah agar rasa cemburu tidak menimbulkan permasalahan yang berujung ke tanduk pertikaian.
  • Menimbulkan Pertikaian Diantara Keduanya
    Saat rasa cemburu sudah memutakan mata hati anda, maka rasa sakit hati akan tertanam pada diri anda. Tidak hanya mengurangi keharmonisan di dalam rumah tangga, melainkan juga berimbas ke pertikaian diantara sepasang suami dan istri. Hal inilah yang sangat dilarang dalam islam. Dimana sebuah rumah tangga yang seharusnya dibangun dengan rasa cinta dan kasih. Justru berujung ke dalam jurang kehancuran.
  • Menyebabkan Kehancuran
    Bukan hanya ketidakharmonisan di dalam rumah tangga, melainkan juga adanya permasalahan baru yang terus diungkit-ungkit. Apabila rasa cemburu sudah mengarah ke suatu yang tidak wajar dan justru menimbulkan permasalahan baru di dalam keluarga yang menyebabkan kehancuran.

Maka setidaknya ada salah satu pihak yang mencoba untuk mengalah demi keutuhan bahtera rumah tangga yang anda bina selama ini. Anda bisa mempelajari hal lain dari Baginda Nabi yaitu cara Rasulullah menyeyangi istri dan cara Rasulullah marah kepada istri.

  • Haramnya Masuk Surga
    Memiliki sifat cemburu terhadap pasangan memang dibenarkan dalam islam, namun tidak bagi mereka yang memiliki sifat cemburu hingga berlebih (cemburu buta). Sifat cemburu yang seperti inilah yang akan memicu terjadinya kehancuran di dalam rumah tangga hingga Allah SWT mengharamkan bagi mereka untuk menikmati surga-Nya.

Seperti halnya sabda Rasulullah SAW berikut ini:

“Ada tiga golonganku yang mana Allah SWT mengharamkannya masuk surga yaitu mereka pecandu khamr, mereka yang durhaka kepada orang tuanya, dan mereka yang membiarkan kefasikan dan kekafiran di dalam rumah tangganya.” (HR. An-Nasa’i).

  • Adanya Pihak yang Tersakiti
    Bukan hanya dari kedua belah pihak yang merasa tersakiti, melainkan akan ada pihak lain yang akan tersakiti dari rasa cemburu yang ada dalam diri anda. Hal inilah yang bisa memicu adanya pertengkaran yang sangat dibenci oleh Allah SWT.

Sebenarnya cemburu dalam islam diperbolehkan, selama hal tersebut masih dalam batasan yang wajar. Hal tersebut juga terjadi dalam kehidupan pernikahan Rasulullah SAW bersama Aisyah istrinya. Dimana dalam sebuah hadist, Sahabat Anas bin Malik menceritakan:

“Bahwasanya Rasulullah SAW sedang berada di rumah salah satu istrinya, Anas berkata: “Menurutku adalah istrinya Aisyah. Lalu salah satu dari istri Beliau mengantarkan sebuah makanan dengan mengutus seorang sahabat lainnya. Namun pada waktu itu, istri Beliau marah dan melempar piring sehingga terbelah menjadi dua.” Kemudian Rasulullah SAW mengatakan: “Ibu kalian sedang dalam keadaan marah (cemburu). Lalu beliau menyatukan kedua pecahan piring tersebut dan merapikan makanannya seraya mengatakan: “Makanlah kalian” dan para sahabat pun memakannya”.

Di dalam islam cemburu memang diperbolehkan selama hal tersebut tidak menimbulkan bahaya di dalam keretakan rumah tangga. Itulah pembahasan mengenai Bolehkah Perempuan Cemburu Dalam Islam, Jangan Sampai Cemburu Buta Jadi Prasangka, Ini Kata Ulama. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi semua. Wallahu a'lam bishshowab. 

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkini