Hari Pramuka 2021

Sejarah Singkat Hari dan Gerakan Pramuka di Indonesia yang Diperingati Setiap 14 Agustus

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejarah Hari Pramuka di Indonesia

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Sejarah Singkat Hari dan Gerakan Pramuka di Indonesia yang Diperingati Setiap 14 Agustus.

Hari Pramuka tahun 2021 jatuh pada Sabtu 14 Agustus mendatang dan akan diperingati di seluruh penjuru tanah air.

Tahun ini, peringatan Hari Pramuka memasuki usia yang ke-60 tahun.

Pramuka tidak terlepas dari nama Baden Powell, yang menjadi peletak dasar organisasi kepanduan dan kemudian dinobatkan sebagai Bapak Pandu Sedunia.

Sementara di tanah air, organiasasi kepanduan telah ada sejak Indonesia masih bernama Hindia Belanda.

Merangkum dari laman semarangkota.go.id, dan pramuka.id, sejarah Pramuka di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Hindia Belanda.

Pada 1912, dimulai latihan sekelompok pandu di Batavia (nama Jakarta pada masa penjajahan Belanda), yang kemudian menjadi cabang dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO).

Dua tahun kemudian cabang tersebut disahkan berdiri sendiri dan dinamakanpNederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.

Organiasasi-organiasi kepanduan tersebut adalah pandu-pandu keturunan Belanda.

Barulah pada tahun 1916, Mangkunegara VII di Surakarta memprakarsai berdirinya Javaansche Padvinders Organisatie, yang sepenuhnya merupakan pandu-pandu bumiputera.

Baca juga: Link Download Banner Bulan Bakti Pramuka dan Logo Hari Pramuka 2021 JPEG dan PNG

Baca juga: Link Twibbon Selamat Hari Pramuka 2021 dari Kwarnas Gerakan Pramuka, Bingkai Foto Pasang di Medsos

Setelah itu, bermunculan gerakan-gerakan sejenis yang dikelola oleh organisasi-organisasi pergerakan, sebut saja Hizbul Wathan (Muhammadiyah), Nationale Padvinderij (Boedi Oetomo, Sarekat Islam Afdeling Padvinderij (Sarekat Islam), dan lain-lain.

Menurut Panduan Museum Sumpah Pemuda (2009), gerakan Kepanduan di tanah air yang berlingkup nasional dimulai pada 1923 dengan berdirinya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Batavia (Jakarta kini).

Kedua gerakan kepanduan tersebut lalu dilebur menjadi Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) pada 1926, yang jadi cikal bakal gerakan kepanduan saat ini.

Pada 27-29 Desember 1945 berlangsung Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta. Kongres tersebut menghasilkan Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia.

Namun, ketika Belanda kembali mengadakan agresi militer pada 1948, Pandu Rakyat dilarang berdiri di daerah-daerah yang sudah dikuasai Belanda.

Halaman
12

Berita Terkini