Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSUMSEL.COM, BOYOLALI - Gunung Merapi keluarkan guguran lava mengarah ke Kali Tlingsing, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali.
Video aktivitas Gunung Merapi itu beredar di media sosial Instagram.
Adanya video tersebut, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida buka suara.
Menurutnya, kejadian tersebut terjadi pada Kamis (15/7/2021) pukul 08.34 WIB.
"Kejadian guguran lava ini terlihat dan suaranya terdengar hingga Pos PGA Babadan," katanya.
"Guguran lava selain mengarah ke Kali Tlingsing juga mengarah ke Kali Senowo 2," imbuhnya.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di sekitar lereng Gunung Merapi.
"Kegiatan seperti penambangan di alur Gunung Merapi harapi hentikan dahulu, karena saat ini Gunung Merapi sedang masuk dalam kondisi rawan bencana III," ujarnya.
"Semua pihak yang berada dalam jarak 3 kilometer dari puncak harus berhati-hati, terutama saat turun hujan rawan bahaya lahar," ungkapnya.
Baca juga: Masyarakat Diminta Waspada, Gunung Merapi Alami Guguran Lava Pijar Dua Kali Kamis (15/7) Pagi
Bergemuruh
Kondisi Merapi memang naik turun.
Sebelumnya, Aktivitas Gunung Merapi sempat meningkat pada 25 Juni 2021.
Peningkatan aktivitas itu berdampak terjadinya hujan abu di sejumlah wilayah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, awan panas guguran awanpanas terjadi pukul 04.43 WIB.
Muntahan awanpanas guguran Gunung Merapi terjadi sebanyak 3 kali.
Tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 61, 132, dan 245 detik.
Sementara jarak luncur awanpanas tersebut maksimal 3 km ke arah tenggara.
Teramati kolom asap setinggi ±1000 m di atas puncak.
Hingga saat ini Merapi masih dalam status siaga.
Warga lereng Merapi di Dukuh Rejosari, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali Suranto (30) mengatakan, ada hujan abu vulkanik Jum'at pagi.
"Sekitar pukul 06.00 WIB, terjadk hujan abu," kata Suranto, kepada TribunSolo.com.
Suratno mengatakan hujan abu Gunung Merapi yang turun saat itu sangat lembut dan tipis.
Ia mengaku abu vulkanik yang turun tidak kelihatan jelas.
"Tak terlihat jelas abu tersebut, namun nampak di badan motor dan mobil yang berada di luar ruangan," ujarnya.
Sementara Sapari (38) mengaku baru mengetahui terjadi hujan abu setelah melihat sadel motornya.
"Di dedaunan memang tidak kelihatan, saya tahu hujan abu juga dari sadel motor saya, ada bintik-bintik putih," jelas Sapari.
Ia mengatakan abu tersebut pun ketika diraba terasa halus.
Dia mengatakan hujan abu tersebut sama sekali tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
"Warga tetap melakukan rutinitas sehari-harinya, warga tak terganggu," pungkasnya.
Terlihat Jelas
Sebelumnya, muntahan awan panas Gunung Merapi terlihat jelas pada Kamis (17/6/2021).
Meskipun begitu, masyarakat lereng di Kabupaten Boyolali tetap beraktivitas seperti biasa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunSolo.com, awan panas guguram Merapi terjadi pukul 07.10 WIB.
Tercatat di seismogram dengan amplitudo 16 mili meter dan durasi 191 detik.
Kemudian awan panas meluncur dengan jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya.
Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Selo Boyolali, Mujiyanto, mengatakan guguran awan pasas Merapi terlihat jelas di wilayahnya sampai bagian bawah.
"Merapi kembali keluarkan awan panas gugur pukul 07.10 WIB, asap sempat terlihat di sini," kata dia kepada TribunSolo.com, Kamis (17/6/2021).
Muji mengatakan saat kejadian, masyarakat di sana masih beraktivitas seperti biasa.
"Kondisi masyarakat masih seperti biasa karena arah apinya ke barat daya, sementara masih aman," ucap Muji.
Lanjut, ia menghimbau kepada masyarakat untuk tetap patuhi instruksi dari BPPTKG dan BPBD Boyolali.
"Tetap patuhi instruksi dari pihak-oihak terkait, dan selalu cek dan cari informasi yang bisa dipercaya," harap dia.
Sumber : Tribun Solo