TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Dalam beberapa hari ini beredar dengan cepat pesan berantai di aplikasi percakapan terkait kondisi iklim Indonesia yang akan lebih dingin akibat fenomena Aphelion. Fenomena apa itu?
Aphelion adalah fenomena di mana posisi Bumi berada pada titik terjauh dengan Matahari. Hal ini terjadi karena orbit Bumi tidak sepenuhnya lingkaran sempurna.
Demikian dikatakan Peneliti Pusat Sains dan Antariksa Lapan Andi Pangerang, dikutip dari edukasi.sains.lapan.go.id.
Menurut Andi, orbit bumi berbentuk elips dengan kelonjongan sekira 1/60.
Disebutkan, setiap tahunnya Bumi berada pada jarak terdekat dengan Matahari yang disebut Perihelion. Fenomena ini terjadi pada bulan Januari.
Sementara itu, bumi berapa pada jarak terjauh dari Matahari, yang disebut Aphelion. Fenomena ini terjadi setiap bulan Juli.
Kepala BMKG SMB II Palembang Desindra, Rabu (14/7/2021) menjelaskan, fenomena Aphelion itu memang telah terjadi pada 6 Juli lalu.
"Aphelion memang benar terjadi bulan Juli, dan itu rutin setiap tahun terjadi sekali," kata Kepala BMKG SMB II Palembang Desindra, Rabu (14/7/2021).
Baca juga: HOAX Pesan Berantai Fenomena Aphelion Iklim Indonesia Lebih Dingin, BMKG Ungkap Fakta Ilmiahnya
Desindra memastikan, meski adanya fenomena itu, hal itu tidak berpengaruh terhadap suhu saat ini, tetapi suhu sekarang dipengaruhi karena perubahan iklim dari musim penghujan ke kemarau.
"Yang jelas, tidak mempengaruhi sampai suhu turun drastis seperti itu (pesan beredar). Itu sudah masuk hoaks," tegasnya.
Sebelumnya juga, BMKG melalui instagramnya menuliskan, benar Aphelion terjadi pada tanggal 6 Juli 2021, namun secara umum, tidak ada dampak yang signifikan pada Bumi.
Suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini dan nanti sampai dengan Agustus merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau dikarenakan tutupan awan yang sedikit sehingga tidak ada panas dari permukaan Bumi (yang diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari) yang dipantulkan kembali ke permukaan Bumi oleh awan.
⠀
Mengingat posisi matahari saat ini berada di belahan Utara, maka tekanan udara di belahan Utara lebih rendah dibanding belahan Selatan yang mengalami musim dingin.
⠀
Oleh karenanya, angin bertiup dari arah Selatan menuju Utara dan saat ini angin yang bertiup itu dari arah Australia yang sedang mengalami musim dingin. Dampak yang ditimbulkan adalah penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di Selatan khatulistiwa.
Sebelumnya pesan berantai terkait fenomena aphelion marak diterima masyarakat, berikut isinya :
Letak bumi akan sangat jauh dari matahari. Kita tidak bisa melihat fenomena tersebut. Tapi kita bisa merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus.
Kita akan mengalami cuaca yang dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya, yang akan berdampak meriang, flu, batuk sesak nafas dkk. Oleh karena itu mari kita semua tingkatkan imun dengan banyak- banyak meminum vitamin atau suplemen agar imun kita kuat. semoga kita semua selalu ada dalam lindunganya. Aamin.
Jarak bumi ke matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km, fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km. 66% lebih jauh. Jadi hawa lebih dingin.
Sebagian artikel tayang di Tribunnews