TRIBUNSUMSEL.COM,MUARAENIM - Pelaku pembunuhan terhadap Ahmad Jefrianto (44) yang tak lain adalah adik kandungnya sendiri yang bernama Hermanto diduga memang memiliki sifat mudah tersinggung.
Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Desa Aur Duri kecamatan Rambang Dangku, Saharudin kepada Tribunsumsel.com,Sabtu,(8/5/2021) mengatakan bahwa ia pun sangat mengenal tersangka.
"Orangnya pendiam, tidak banyak ulah, sangat tertutup tapi mudah tersinggung. Kalau tersinggung dengan ayahnya saja, tiga hari ayahnya tidak ditegurnya,"katanya.
Ia juga mengatakan pelaku sebelumnya tinggal di kebun, menyadap karet namun karena tersinggung dengan warga akhirnya ribut.
"Saya sudah dua kali mendamaikan dia dengan warga, karena dia tersinggung akhirnya ribut. Saya damaikan dan akhirnya ia dijemput orang tuanya dan dibawa ke rumah orang tuanya. Sudah tiga bulan ini ia tinggal dengan orang tuanya," ungkapnya.
Dijelaskannya bahwa tersangka memiliki satu orang anak dari hasil pernikahan tersangka dengan istrinya.
"Tapi sekarang sudah cerai, dan istrinya pergi meninggalkannya, jadi TKW. Mungkin karena banyak pikiran jadi mudah tersinggung, sampai terjadilah peristiwa penusukan dengan kakaknya tersebut,"katanya.
Dibekuk 3 Jam Setelah Membunuh
Hanya butuh waktu sekitar tiga jam, Hermanto(35) warga Talang Padang Desa Aur Duri, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, yang menusuk kakak kandungnya Ahmad Juprianto (40) hingga tewas berhasil dibekuk di rumah temannya di Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Jumat (7/5/2021) sekitar pukul 23.30.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, kejadian pada hari Jumat (7/5) sekitar pukul 16.00. Korban bersama adik kandungnya bernama Redi sedang memperbaiki motor di bawah rumah orang tuanya.
Saat sedang memperbaiki motor, tersangka yaitu Hermanto yang merupakan adik kandung Korban yang sebelumnya sedang berbaring santai di pance dekat korban tanpa sebab yang jelas tiba-tiba langsung menusuk korban dengan senjata tajam ke arah pinggang sebelah kanan sebanyak satu kali.
Selanjutnya korbanpun berlari ke arah depan rumah hingga ke jalan desa dan terjatuh tak sadarkan diri di jalan.
Melihat kakaknya ambruk berlumuran darah korban bukannya menolong tetapi memilih melarikan diri.
Warga melihat Korban terkapar di jalan langsung mendekat dan membawa korban ke RS namun saat korban tiba di RS kondisi korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Setelah itu, keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Rambang Dangku, dan langsung berkoorsinasi dengan Satreskrim Polres Muara Enim untuk melakukan olah TKP, penyelidikan dan penangkapan.