Kisah Dua Pentolan KKB Turun Gunung, Pilih Kembali ke NKRI, Hatinya Menjerit Saksikan Penyiksaan

Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi KKB

TRIBUNSUMSEL.COM -- Di balik kisah pentolan KKB Papua turun gunung dan ungkap fakta penyiksaan pendatang dan warga asli Papua, Jumat (7/5/2021), bahwa hari mereka menjerit menyaksikan tindakan tersebut.

Namun sebagai anggota yang direkrut dan bergabung cukup lama, mereka hanya diam. Apalagi ketika bergabung mereka dijanjikan makan, uang yang cukup dan juga rokok.

Sebuah pemikiran yang sederhana, namun dimanfaatkan oleh pelaku separatis yang memiliki kepentingan konflik Papua dan Indonesia.

Toh meski tutup mata, mereka pun merasakan bagaimana kejamnya penyiksaan, sehingga dalam hati mereka merasa pilu dan menjerit.

Maka itu, ketika datang Tim Gabungan TNI Polri, serta anggota intelkam yang sengaja mendatangi beberapa kelompok yang terafiliasi dalam KKB Papua, mereka kemudian sempat ragu.

Namun pendekatan Satgas Gabungan TNI Polri membuahkan hasil, ketika dua pentolan berpengaruh dalam KKB Papua turun gunung.

Mereka bukan hendak memerangi TNI Polri, tetapi kembali ke pangkuan NKRI.

Maka kisah dan pengakuan para pentolan KKB Papua turun gunung akan sangat menarik untuk disimak.

Bukti tidak semua orang Papua itu ingin merdeka, tetapi pada umumnya mereka bergabung karena terbawa permainan politik kelompok tertentu yang memanfaatkan keluguan mereka dengan kedok berjuang merebut kemerdekaan Papua.

Bukti Kejahatan KKB Papua

Fakta baru Meski banyak yang membantah, bahkan beberapa aktivitas HAM menuding Indonesia bisa melakukan pelanggaran HAM.

Namun pernyataan itu dimentahkan beberapa fakta baru seputar tindakan KKB Papua.

Hal itu terbukt dengan beberapa Kejahatan teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) dinilai sudah dikenal sejak lama.

Diantaranya, dari membunuh guru, membantai warga, hingga membakar sekolah tempat anak-anak Papua belajar merajut masa depan, sudah lama menjadi berita.

"Ibaratnya sebuah keluarga, para pimpinan teroris Papua itu tak lebih dari jenis orang yang tega menipu anggota keluarga sendiri,” kata Ketua Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI), Nurkhasanah, Jumat (7/5/2021).

Halaman
1234

Berita Terkini