Refly Harun Keras, Sebut Munarman Memang Orang yang Kritis Terhadap Pemerintahan, Tapi Bukan Teroris

Editor: Slamet Teguh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eks Sekretaris Umum FPI Munarman ditangkap Densus 88 Antiteror Polri atas dugaan tindak pidana terorisme, Selasa (27/4/2021)

TRIBUNSUMSEL.COM - Ditangkapnya Eks Sekretaris Umum FPI, Munarman yang diduga terlibat terorisme mengundang banyak perhatian sejumlah pihak.

Sejumlah tokoh ikut berkomentar terkait akan kasus ini.

Salah satunya ialah pakar hukum tata negara Refly Harun.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan di kanal YouTube Refly Harun, Rabu (28/4/2021).

Diketahui, Munarman ditangkap Densus 88 atas dugaan terlibat dalam aksi terorisme.

Ia ditangkap di kediamannya di Klaster Lembah Pnius, Perumahan Modern Hill, Kelurahan Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (27/4/2021) sekitar pukul 15.30 WIB.

Tuduhan itu dilontarkan terkait kehadiran Munarman dalam baiat Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Makassar, Januari 2015 silam.

Menanggapi kasus tersebut, Refly Harun mengaku tidak percaya jika Munarman adalah teroris.

"Terus terang kalau saya dalam hati kecil tidak percaya juga kalau Munarman adalah seorang teroris," ungkap Refly Harun.

Refly mengingatkan ada definisi yang harus dipenuhi sebelum menuduh seseorang teroris.

"Kalau kita definisikan teroris itu pada definisi yang sesungguhnya; melakukan tindakan teror untuk menakut-nakuti masyarakat, pemerintah, dan lain sebagainya," jelas Refly.

Menurut dia, Munarman lebih memenuhi kriteria sebagai orang yang kritis terhadap pemerintahan, bukan sebagai teroris.

Hal itu dibuktikan dari rekam jejaknya selama menjadi aktivis.

"Tetapi kalau kritis terhadap pemerintahan, iya. Karena itulah dia bergabung dengan FPI dan berani berkata keras," papar pengamat politik dan hukum itu.

"Dia punya latar belakang hukum atau pernah menjadi katakanlah YLBHI yang memang kelompok yang kritis terhadap pemerintahan," lanjutnya.

Halaman
123

Berita Terkini