FAKTA Bencana Longsor dan Banjir Bandang di Flores Timur : Kami Butuh Makanan, Pakaian, Obat, Tenda

Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

5 Fakta Terkait Banjir Bandang Adonara Flores Timur, Dampak Siklon Seroja Hingga Turunkan Alat Berat

TRIBUNSUMSEL.COM - Sederet fakta tanah longsor dan banjir bandang di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada Minggu (4/4/2021) kemarin.

Bencana yang diawali dengan hujan deras diikuti angin kencang itu dikabarkan tewaskan 60 orang.

Tak hanya itu, akibat bencana tersebut pula membuat beberapa rumah warga diterjang banjir dan longsor.

Hingga kini, diketahui ada tiga kecamatan yang terdampak akibat bencana ini.

Di antaranya Kecamatan Ile Boleng, Kecamatan Adonara Timur dan Wotan Ulumado.

Musibah yang terjadi menyebabkan puluhan warga tewas dan hilang.

Proses evakuasi korban masih dilakukan oleh petugas.

Namun proses tersebut terkendala karena tidak adanya alat berat.

Warga yang mengungsi di beberapa wilayah pun masih kesulitan mendapatkan bantuan.

Berikut Tribunnews.com rangkum dari berbagai sumber fakta terkini bencana di Flores Timur:

Korban Tewas Capai Lebih dari 60 Orang

Bupati Flores Timur Antonius Gege Hajon mengatakan, sejumlah korban tewas akibat musibah longsor dan banjir bandang di Flores Timur pada Minggu (4/4/2021) kemarin.

Hingga Minggu (4/4/2021) sore, ada lebih dari 60 warga di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ileboleng, Flores Timur, NTT, tewas tertimbun longsor.

Dari total korban tewas itu, ada 39 jenazah yang telah ditemukan.

"Ditemukan sekitar 39 jenazah, diperkirakan sekitar 60 an jenazah di tempat ini," kata Antonius, dikutip dari Youtube Kompas TV, Senin (5/4/2021).

Sementara, Wakil Bupati Flores Timur Agus Boli telah meminta BPBD Flores Timur serta berbagai pihak untuk turun ke lapangan mengevakuasi para korban.

Pada Minggu (4/4/2021), tim Basarnas Maumere diketahui bertolak ke Pulau Adonara yang masih terjebak banjir bandang.

Mereka pun membawa alat-alat pendukung untuk membantu evakuasi warga.

Tetapi keberangkatan sempat tertunda karena cuaca yang kurang mendukung.

Warga yang Mengungsi Butuh Makanan

Ada ratusan warga di Waiwerang, Kecamatan Adonara timur, Kabupaten Flores Timur ikut terdampak dalam musibah ini.

Banjir bandang yang terjadi sekitar pukul 01.00 dinihari membuat warga tidak memiliki persiapan sama sekali.

Kini, warga mengungsi di sejumlah titik fasilitas umum di wilayah itu sedang membutuhkan bantuan.

Warga pun diketahui mengungsi dengan kondisi kekurangan makanan.

"Semua warga hanya pakai pakaian di badan, makanan juga belum ada. Mohon bantuannya," ujar sumber Pos Kupang yang berada di lokasi.

Sementara Camat Adonara Timur, Damianus Lamawuran juga membenarkan kondisi di tempat pengungsian sangat memprihatinkan.

"Saya lagi di lokasi. Kondisi di lapangan sangat memprihatinkan. Kami membutuhkan bantuan tenda, makanan, pakaian tenaga medis dan obat-obatan serta logistik lainnya."

"Untuk nyebrang ke Puskesmas Waiwerang, kita kesulitan karena jembatan putus," ujar Camat Adonara Timur, Damianus Lamawuran kepada wartawan, Minggu (4/4/2021).

Ia mengatakan, pihaknya kini sedang mendata anggota masyarakat yang menjadi korban baik itu meninggal dunia atau luka-luka serta berapa banyak warga yang belum ditemukan.

Informasi yang dihimpun, ratusan warga yang rumahnya berada di bantaran sungai Rian Muko mengungsi sementara di gedung sekolah 1 MAN Waiwerang.

5 Fakta Terkait Banjir Bandang Adonara Flores Timur, Dampak Siklon Seroja Hingga Turunkan Alat Berat (POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA)

Penyebab Bencana di NTT adalah Bibit Siklon 99S

Diketahui, cuaca ekstrem bernama Bibit Siklon 99S atau Seroja menjadi penyebab bencana di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tak hanya di Flores Timur, beberapa pulau sekitarnya juga ikut terdampak Siklon Tropis ini.

Seperti di Pulau Rote, Saburai dan lain-lain.

Siklon Tropis ini diprediksi semakin parah karena lajunya yang lambat sehingga tidak segera berpindah ke Samudera Hindia.

Bibit siklon ini berada di perairan Kepuluan Rote, Nusa Tenggara Timur.

Diperkirakan, intensitasnya pun masih akan menguat hingga Senin (5/4/2021).

Siklon tropis 99S ini diberi nama "Seroja" oleh Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta.

"Saat bibit saja sudah menimbulkan bencana, apabila benar-benar menjadi siklon."

"Maka dikhawatirkan akan meningkatkan tingkat risikonya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi daring, Minggu (4/4/2021).

Empat Rekomendasi BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan rilis informasi potensi cuaca ekstrem sebagai dampak dari bibit siklon tersebut sejak tanggal 02 April 2021.

Berikut empat hal sebagai rekomendasi BMKG untuk mengantisipasi bencana akibat bibit siklon 99s:

1. BMKG Menghimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometorologi.

2. Agar masyarakat tetap meng-update informasi cuaca dari BMKG (Cuaca publik, cuaca penerbangan dan cuaca maritim), di kanal yang tersedia.

3. BMKG menghimbau masyarakat agar lebih mengenali lingkungan dan potensi bencana di lingkungan tempat tinggalnya, karena salah satu upaya mitigasi sesungguhnya adalah dengan memahami cuaca dan lingkungan tempat kita tinggal, sehingga dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi yang dapat datang sewaktu-waktu.

4. BMKG selama ini selalu melakukan koordinasi secara pentahelik ke pemerintah, masyarakat, akademisi, media massa dan dunia usaha terkait bencana hidrometeorologi melalui update informasi cuaca, potensi cuaca ekstrem, dan potensi bencana hidrometeorologi di wilayah bencana.

Peringatan dini cuaca juga selalu disampaikan oleh BMKG, termasuk peningkatan sistem koordinasi dan kecepatan koordinasi antar kementrian, lembaga, pemerintah daerah, TNI/Polri, LSM, serta pemuka masyarakat di daerah bencana.

Selain itu, diperkirakan, 10 daerah akan mengalami banjir akibat hujan lebat disertai angin kencang di bagian timur Indonesia.

10 wilayah tersebut adalah :

- Kota Kupang (siaga)

- Kupang (siaga)

- Rote Ndao (Siaga)

- Timor Tengah Utara (waspada)

- Timor Tengah Selatan (waspada)

- Sumba Timur (waspada)

- Ende (waspada)

- Sikka (waspada)

- Flores Timur (waspada)

- Lembata (waspada)

(Tribunnews.com/Maliana/Gigih, PosKupang.com/Hermina Pello, Kompas TV)

Berita Terkait Bencana Flores

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta Terkini Bencana Flores Timur, Lebih dari 60 Korban Tewas, Kondisi Pengungsian Memprihatinkan

Berita Terkini