TRIBUNSUMSEL.COM - Nasib Hervina seorang guru honorer yang sudah mengajar selama 15 tahun sangat apes.
Gara-gara iseng memposting jumlah gaji di media sosial, Hervina dipecat pihak sekolah.
Publik kaget dengan kasus pemberhentian Hervina sebagai guru honorer di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi buah bibir.
Sejak dipecat, Hervina kini hanya tinggal di rumah.
Sebelumnya dia mengajar di SDN 169 Sadar, Desa Sadar, Kecamatan Tellu Limpoe.
Tempatnya mengajar merupakan salah satu daerah terjauh dari Kota Watampone. Jarak harus ditempuh untuk sampai di sana sekira 3 jam.
Hervina diangkat menjadi guru honorer berdasarkan SK Kepala Sekolah SDN 169 Sadar tentang Pengangkatan Guru Bakti/Sukarela.
SK tersebut berlaku mulai 16 Juli 2005.
Baca juga: 3 Jam Setelah Berduaan dengan Istri Orang, Rohman Ditemukan Tewas di Ladang
Baca juga: Dua Adegan Kontroversi Sinetron Buku Harian Seorang Istri yang Dianggap Melanggar
Baca juga: Pria yang Viral Gara-gara Enggan Bayar saat COD, Dihujat Hingga Alasan Keras Tak Mau Bayar
SK pengangkatanya ditandatangani Kepala Sekolah kala itu, Jumrang. Jumrang tak lain, suami dari Kepala Sekolah SDN 169 Sadar saat ini, Hamsinah
Ibu dua orang anak ini mengajar sejak tahun 2005.
Kala itu, ia masih menempuh pendidikan strata satu.
Jumrang yang menawarkan kepadanya untuk mengajar di SDN 169 Sadar.
Sebab, baru ada tiga guru di sekolah tersebut. Dua guru honorer dan satu kepala sekolah.
"Saya masih kuliah pada saat itu ditawari membantu mengajar di SDN 169 Sadar. Masih tiga guru waktu itu," katanya saat ditemui di kediamannya, Sabtu (13/2/2021).
Dia diamanahkan mengajar kelas satu.
Pernah pula mengajar di kelas dua dan empat.
Kata Hervina, ia sempat berhenti mengajar di tahun 2014.
Dia ikut bersama suaminya ke Kalimantan.
Namun, ia membantah bahwa dia berhenti mengajar selama lima tahun.
"Tahun 2014 saya ke Kalimantan. Tahun 2017 kembali mengajar karena nama saya masih terdaftar," ujarnya.
Tahun 2020, perempuan kelahiran 1986 ini diangkat sebagai guru non-PNS berdasarkan SK Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bone Nomor 036 Tahun 2020.
SK tersebut berlaku 2 Januari hingga 31 Desember 2020. Ditandatangani langsung Kadisdik Bone, Andi Syamsiar.
Hervina tak mengetahui bahwa dirinya akan diberhentikan mengajar. Sebab di Januari tahun 2021 ada pembagian tugas mengajar.
Dia mengajar di kelas satu. Namun, karena pandemi Covid-19 sehingga pembelajaran dilakukan seminggu sekali.
"Januari 2021 sudah pembagian tugas. Kebetulan saya disuruh masuk di kelas satu, tetapi karena Covid-19, sekali saja dalam seminggu masuk mengajar," ungkapnya.
Soal unggahannya di media sosial Facebook, menurut Hervina itu bukan masalah.
Namun, setelah mengunggah status tersebut dia dihubungi oleh Jumrang melalui pesan WhatsApp.
Dalam pesannya, Jumrang menyampaikan untuk mencari sekolah yang bisa mengaji lebih banyak.
Hervina mengaku unggahannya tersebut, hanya ungkapan rasa syukur.
"Ungkapan rasa syukur karena telah menerima gaji. Tidak ada maksud lain," ucapnya.
Ditanya keinginan untuk mengajar kembali, Hervina sempat terdiam beberapa detik. Nada suaranya bergetar.
"Jika masih diberikan kesempatan mengajar kembali, saya masih siap. Tetapi, kalau sudah tidak diterima, tidak apa-apa juga," tuturnya.
"Harapan saya adik-adik di Desa Sadar bisa memiliki kehidupan yang lebih baik ke depannya," harapnya.
Sebenarnya Hervina juga sudah dipanggil oleh Disdik Bone untuk mendengar langsung kejadian yang menimpanya.
Hanya saja, dalam pemeriksaan pada Jumat, 12 Februari 2021, itu Hervina tak hadir. Hanya St Hamsinah yang sudah hadir.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Bone Andi Syamsiar Halid, memanggil Hamsinah menghadap ke Disdik Bone pada Kamis (11/2) lalu.
Saat ditanya terkait pemecatan Hervina karena mem-posting soal gaji Rp 700 ribu di medsos, Hamsinah ngotot beralasan memprioritaskan guru ASN yang baru ditugaskan di SDN 169 Sadar.
"Kepala sekolahnya juga mengambil langkah-langkah karena di sekolahnya ada dua pegawai negeri yang dikasih masuk, otomatis itu SK dari pusat, tanda lulusnya ada," kata Andi Syamsiar Halid.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur