TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Setiap tahunnya menyambut Tahun Baru Imlek, umat Tionghoa di sekitar Klenteng Chandra Nadi (Soei Goeat Kiong) atau yang lebih dikenal Klenteng Kwan Im di kawasan 10 Ulu Palembang ini melakukan ritual bersih-bersih patung dewa.
Tahun 2021 ini, Tahun Baru Imlek 2572 ini jatuh pada 12 Februari mendatang.
Pantauan Tribun terlihat sejumlah masyarakat Tionghoa Klenteng Kwan Im Palembang gotong royong membersihkan patung-patung dewa yang ada di Klenteng.
Humas Klenteng Kwan Im, Tjik Harun dibincangi Tribun mengatakan ritual bersih bersih Patung Dewa ini memiliki makna tersendiri bagi bagi sebagian warga Tionghoa.
"Kami percaya, pada pukul 12 pagi tadi para Dewa naik ke langit. Dari sana kami beranggapan Dewa sudah tidak ada di sini jadi kami wajib bersih bersih. Beberapa rupang (Patung Dewa) yang mungkin selama setahun ini kotor ya kami bersihkan, kurang lebih ada 100 patung Dewa," jelasnya, Jumat (5/2/2021).
Pembersihan juga dilakukan di sekitar Klenteng Kwan Im, apabila ada yang rusak diperbaiki, sampah berserakan dibersihkan.
"Seperti kalau di rumah, menjelang Imlek kan bersih dan rapi semua. Namanya juga menyambut tahun baru," kata Harun.
Pembersihan Rupang atau Patung-patung Dewa di Klenteng Kwan Im ini dibersihkan menggunakan arak putih dan sesuai jenis Rupang tersebut terbuat dari apa.
"Jadi sebenarnya bahan Rupang itu banyak macamnya kalau dulu kan banyak dari kayu kalau dibersihkan harus pakai arak putih kalau pakai air kami khawatir rupangnya rusak. Tapi sekarang bahan Rupang kan banyak macam, ada yang dari tembaga, kuningan ada pula dari keramik," ujarnya
Teknis penyucian Rupang pun melihat Rupang itu terbuat dari bahan atau jenis apa.
"Jadi ada arak, ada air dan kami juga menyiapkan kembang 7 warna. Kembali lagi yang dibutuhkan untuk penyucian itu tergantung dari Rupang terbuat dari jenis atau bahannya apa," jelasnya.
Rupang ini wajib dicuci selama 1 tahun sekali pada saat sebelum Imlek. Tapi ada juga sebagian tempat ibadah, umat mencuci pada saat hari ulang tahun dewa.
"Jadi sebenarnya kembali lagi ke manajemen tempat ibadah. Semua Rupang yang dicuci itu ada maknanya, kami bersihkan patung itu berharap tahun depan sudah plong, bersih menyambut tahun baru jangan ada lagi kotoran di batin," jelasnya.
Umat Tionghoa percaya apabila Patung Dewa atau Rupang yang bersih menandakan batin bersih dan menatap tahun depan lebih bagus.
Ada aturan aturan lainnya juga bahwa pada saat mencuci atau membersihkan harus didahulukan rupang dewa yang stratanya lebih tinggi dari yang lain yang ada di Klenteng.
"Jadi tadi ada nomor nomor ya, sebenarnya runutan itu supaya kita jangan tabrakan saja. Ada yang ngomong strata dewa itu lebih tinggi jadi kalau lebih tinggi kita tidak boleh membersihkan yang lebih rendah dulu dong, namanya juga harus menghormati yang lebih tinggi kan etika lah ya," kata Harun.