Berita Palembang

Dibangun 2016, Pembangunan Jembatan Ogan Selesai Juli 2020, Berikut Umur Rencana Pakai Jembatan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden RI Joko Widodo didampingi Gubernur Sumsel Herman Deru saat meninjau Jembatan Ogan yang menjadi bagian dari ruas jalan Tol Kayuagung-Palembang, Selasa (26/1/2021).

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Jembatan Ogan, jembatan tol terpanjang pertama di Indonesia yang merupakan bagian dari Tol Kayuagung-Palembang-Betung (Kapal Betung), berada pada Km 364.

Jembatan Ogan ini menghubungkan antara Desa Rasau dengan Desa Harapan Kecamatan Pamulutan Kabupaten Ogan Ilir (OI), memiliki keunikan tersendiri karena berbentuk Candi Gapura Sriwijaya.

"Jembatan Ogan dengan bentuk arsitek Candi Gapura Sriwijaya didesain oleh PT. Multi Phi Beta. Jembatan ini diprediksi bisa bertahan selama 100 tahun," kata Deputy Pembangunan Jalan Tol Kapalbetung Yusuf Ar Rosadi saat diwawancarai secara khusus, Kamis (28/1/2021)

Lebih lanjut ia menjelaskan, terkait pemilihan jembatan ini dibangun dengan bentuk Gapura Sriwijaya dikarenakan, letak Jembatan Ogan berada di Sumatera Selatan (Sumsel) maka dalam mendesain gapura ini juga dimasukan unsur-unsur sejarah dan budaya dari kebesaran Kerajaan Sriwijaya.

Sedangkan terkait diatas Gapura Sriwijaya tersebut juga akan ada tanjak, maka sesuai schedule pekerjaan tanjak akan dipasang pada tanggal 3 sampai 5 Februari 2021.

Menurut Yusuf, untuk perawatan selama 3 tahun perawatan dilakukan oleh PT. Waskita Karya. Selanjutnya perawatan dilakukan oleh PT. Waskita Sriwijaya Tol.

Untuk pemeliharaan berkala mencakup beberapa kegiatan yaitu kegiatan pemeliharaan berkala yang terencana, mencakup hal-hal seperti pengecatan ulang, penggantian lapisan permukaan, pemeriksaan lantai beton, penggantian pipa drainase, pembersihan jembatan secara keseluruhan, pemeliharaan peletakan dan landasan, dan penggantian/pemeliharaan expansion joint.

Lalu ada juga perbaikan sederhana seperti penggantian bagian-bagian kecil dan elemen yang kecil, perbaikan tiang dan sandaran, perawatan bagian-bagian yang bergerak, perkuatan bagian yang struktural, perbaikan tebing yang longsor dan terkena erosi serta perbaikan bangunan pengaman yang sederhana.

"Jembatan Ogan adalah bagian dari jalan Tol Kapal Betung dimana poros terpenting dari jalan tol trans Sumatera," katanya

Menurutnya, untuk dampak perekonomiannya, secara langsung dampak perekonomian adalah menyerap tenaga kerja untuk ikut serta dalam pembangunan jalan Tol Kapal Betung ini.

Lalu secara efisiensi waktu jarak tempuh mulai dari Bakauheni sampai Palembang yang tadinya 12 jam, dapat ditempuh 3.5 jam. Tentu ini turut berkonstribusi menurunkan biaya distribusi, dan
membangkitkan simpul-simpul perekonomian produktif.

Sedangkan secara jangka panjang pengembangan perekonomian kawasan produktif dengan menyambungkan jalan tol ke akses sentra pariwisata, kawasan industri, perkebunan dan pertanian.

"Untuk tinggi jembatan dari muka air banjir adalah 16 meter. Lalu beban maximal 1.700 ton," katanya.

Yusuf menceritakan, permintaan dari Menteri PUPR pada saat acara topping off site clousure agar Jembatan Ogan diberi sesuatu yang megah.

"Supaya jembatan terpanjang ini tidak terkesan jembatan biasa saja, maka kami memberi keunikan pada jembatan ini diantaranya ada gapura yang kami pasang pada Pier 14 dan Pier 15 dan icon pada parapet didesain jenis songket sebagai kebesaran khas Sumatera Selatan," katanya.

Ia menjelaskan, konsep dalam mendesain gapura ini merupakan hasil transformasi atau pengembangan bentuk arsitektur secara kontemporer dari bentuk arsitek Candi Gapura Sriwijaya di Desa Rimba Kaki Gunung Dempo Pagaralam.

Selain bentuknya yang indah serta untuk candi gapura menjadikan acuan desain icon gapura Jembatan Ogan. Kami dalam mendesain ini juga berasitensi ke PUPR dan juga ke Gubernur Sumsel, dimana ada penambahan tanjak pada puncak gapura ini dan juga memberikan lambang PUPR.

Lalu ikon pada parapet didesain jenis songket sebagai kebesaran khas Sumatera Selatan.

Menurutnya keistimewaan Jembatan Ogan yaitu merupakan Jembatan jenis balance cuntilever dengan bentangan adalah 180 meter dan lebar 2 x12,7 meter dua lajur.

Dengan bentangan dan lebar ini maka konstruksi jenis balance cuntilever seperti ini adalah baru pertama ada di Indonesia ini yang menyebabkan jembatan ini menjadi Istimewa.

Lalu secara kontruksi Jembatan Ogan terdiri dari jembatan pendekat dengan menggunakan konstruksi pile slab dan PCI Girder dengan panjang 2x610 meter dan lebat 2x12.7 meter.

Jembatan utama dengan menggunakan konstruksi Balance Cuntilever dengan panjang 380 meter dan lebar 12.7 meter. Secara keseluruhan panjang jembatan ini 1.675 meter.

"Jembatan Ogan dibangun sejak Mei 2016 sampai dengan Juli 2020. Jembatan ini satu anggaran dengan tol. Sumber anggaran Jembatan Ogan berasal dari anggaran Tol Kapal Betung," jelasnya.

Lalu untuk kontraktor yang mengerjakan Jembatan Ogan adalah PT. Waskita Karya (Persero) unit bisnis Infrastruktur 1. PT. Waskita Sriwijaya Tol adalah Badan Usaha Jalan Tol merupakan anak perusahaan dari PT. Waskita Toll Road yang merupakan anak perusahaan PT. Waskita Karya (persero).

"Dengan adanya Jembatan Ogan ini, harapannya bisa membantu program pemerintah dalam percepatan pembangunan daerah dari sektor pembangunan jalan dan tentunya akan berdampak luas terhadap sektor-sektor yang lain," katanya.

Yusuf menambahkan, selain Jembatan Ogan ada jembatan lain diantaranya Jembatan Kramasan dengan total panjang 1.150 meter dengan progres 65 persen. Lalu Jembatan Musi dengan total panjang 1.685 meter progres 45 persen.

Ikuti Kami di Google Klik

Berita Terkini