Berita Palembang

Masih Belajar Daring, Kepsek SMA Muhamadiyah 2 Palembang: Beri Tugas Anak yang Ringan Saja

Penulis: Sri Hidayatun
Editor: Vanda Rosetiati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masih pandemi, SMA Muhammadiyah 2 Palembang menerapkan belajar daring dengan pemberian tugas yang ringan-ringan saja.

"Kami perpanjang sampai Desember karena sampai Senin, (26/10/2020) pihak kesehatan belum merekomendasikan tatap muka," ujar Kepala Dinas Pendidikan Palembang, Akhmad Zulinto, Selasa (27/10/2020) saat dikonfirmasi.

Keputusan perpanjangan belajar online ini juga merupakan keputusan bersama Walikota (Wako) Palembang, Harnojoyo.

Selain karena zona yang belum aman, belajar daring dilakukan untuk menjaga kesehatan semua pihak terutama siswa dan guru.

"Ya kita ikuti apa kata pemerintah saja ini kan untuk kebaikan kita semua. Untuk surat resminya baru besok keluar, Rabu (28/10/2020) dan akan dibagikan ke sekolah-sekolah di Palembang," kata Zulinto.

Walau sudah cukup lama pelaksanaan belajar secara daring ini membuat sejumlah pihak-pihak yang terlibat merasa bosan.

Namun kebijakan PJJ belajar online ini harus tetap dilakukan sebagai bentuk mentaati aturan pemerintah daerah.

"Saya tahu guru mulai bosan, semua pihak juga begitu, termasuk saya juga, karena ada cucu yang belajarnya di rumah. Tapi ini kan artinya kita juga sayang nyawa, jadi lebih penting mentaati protokol kesehatan," katanya.

Sementara itu, Dinas Pendidikan Palembang akan melakukan diskusi lanjutan untuk membahas bagaimana sistem belajar mengajar di tahun depan agar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terlaksana dengan maksimal dan lebih baik.

"Januari 2021, akan kami bicarakan ulang terkait sistem belajar daring. Apakah boleh dibuka di sekolah seminggu dua hari belajar tatap muka dari SD dan SMP atau bagusnya gimana. Tapi kalau sekolah dibuka tiba-tiba sekarang kami belum berani," katanya.

Keluh Kesah Wali Siswa

Proses belajar daring sejak pertengahan Maret hingga saat ini masih berlangsung. Berbagai keluh kesah pun mulai dirasakan walisiswa yang menggantikan posisi guru di sekolah untuk mendampingi anak-anaknya di rumah.

Begitu pula yang dirasakan Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang sekaligus Ketua PGRI Sumsel Ahmad Zulinto yang terus mendapatkan banyak SMS dari walisiswa yang curhat dengan keadaan tersebut.

"Tak ada yang bisa gantikan guru. Ini terbukti, sejak beberapa bulan lalu dan hingga saat ini banyak sekali yang WA ke saya" Pak Zulinto kapan masuk sekolah, kami ribut terus sama suami dan anak gara-gara belajar daring," ujar Zulinto menirukan saat memberikan kata sambutan di acara Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus PC PGRI Kecamatan se-Kota Palembang, Selasa (27/10/2020).

Ia mengatakan ini bukti kalau posisi guru memang tidak bisa digantikan oleh siapapun juga.

"Mereka (walisiswa, Red) baru beberapa bulan saja sudah komplain. Bagaimana kita, guru yang mengajar bertahun -tahun. Maka kita harus bangga jadi guru, ini profesinya yang sangat mulia," ujarnya.

Ia mengatakan guru memiliki peran yang besar dalam menentukan masa depan bangsa.

"PGRI ini adalah organisasi guru yang paling besar. Semua pengurus yang ada di dalamnya ini tak menerima gaji sepesepun. PGRI pun organisasi yang selalu memperjuangkan nasib guru," tegas dia.

Saat ini, PGRI terus memperjuangkan nasib guru honorer agar bisa diangkat menjadi PNS.

Ikuti Kami di Google

Berita Terkini