10 Tahun Lalu Gunung Merapi Meletus, Misi Rahasia 7 Petugas Pengamat Baru Terkuak: Takut, Itu Lumrah

Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Letusan Merapi dari Bukit Bintang pada tahun 2010

Saat itu Surat masih berstatus porter. Ia secara lepas kerap membantu petugas BPPTK Yogyakarta, saat melaksanakan pekerjaan di puncak Merapi.

Saat ini Surat sudah berstatus pegawai kontrak pengamat Merapi di Pos Selo, Boyolali. Ia dikontrak sebagai tenaga harian sejak 2015.

Secara berurutan, 6 petugas lain bertugas di pos-pos berbeda. Alzwar Nurmaji bertugas di PGM Selo, Ahmad Sopari di PGM Jrakah, Yulianto bertugas di PGM Babadan.

Sedangkan Heru Suparwaka dan Triyoni di PGM Kaliurang. Sementara Sapari Dwiyono satu-satunya petugas yang kini tidak lagi bertugas di Seksi Merapi.

Ia yang teknisi instrumentasi sekarang bertugas di Seksi Metoda dan Teknologi Mitigasi BPPTKG Yogyakarta.

Kilas Balik Erupsi

Gunung Merapi meletus eksplosif mulai 26 Oktober 2010. Letusan pertama terjadi pukul 17.02, disusul rentetan letusan besar petang itu meluluhlantakkan Kinahrejo dan Kaliadem.

Guguran material vulkanik dan awan piroklastika menyapu lereng selatan, menyusuri hulu Kali Opak dan Kali Gendol.

Situasi ruang tamu sebuah rumah di Kepuharjo, Cangkringan (TRIBUNNEWS.COM/SETYA KRISNA SUMARGA)

Pada peristiwa hari pertama ini, belasan orang diketahui meninggal dunia. Termasuk di antaranya Mbah Maridjan, yang bertahan di rumahnya di Dusun Kinahrejo.

Letusan hari pertama ini sulit dimonitor secara visual, akibat kabut tebal menyelimuti kaki hingga puncak gunung.

Gejala letusan Merapi pada waktu itu tidak seperti masa sebelumnya, yang memiliki ciri khas petunjuk awal seperti munculnya kubah lava baru, titik api diam, dan guguran material.

Ketidakhadiran gejala khas ini yang memaksa Kepala BPPTK Yogyakarta, waktu itu Subandriyo, memutuskan mengirim tim ke puncak untuk memeriksa kondisi gunung secara langsung.

Misi dirahasiakan, berlangsung penuh risiko, mengingat aktivitas vulkanik Merapi sudah sangat tinggi. Sewaktu-waktu bisa meletus.

Pada 18 Oktober 2010, para petugas menerima perintah langsung dari pimpinan balai di Jalan Cendana 15 Yogyakarta.

Subandriyo, mantan Kepala BPPTK Yogyakarta (sekarang BPPTKG Yogyakarta), kepada Tribun mengakui, keputusan mengirim tim di saat genting itu keputusan sangat berat.

Halaman
1234

Berita Terkini