TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus pencabulan terhadap anak kembali terjadi di Indonesia.
Kali ini, beberapa santriwati dicabuli oleh pimpinan pondok pesantren di tempat mereka belajar.
Seorang pimpinan pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi nekat mencabuli 6 santriwatinya.
Ironisnya, perbuatan bejat pelaku itu dilakukan dengan menggunakan berbagai modus.
Ada yang dicabuli saat proses belajar mengajar hingga saat santriwatinya mengeluh sakit perut.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tebo AKP Mahara Tua Siregar mengatakan, pelaku berinisial KH (54) melakukan enam kali pencabulan dengan modus yang berbeda-beda.
Satu di antaranya terjadi selama proses belajar mengajar.
“Dia memanggil santriwatinya ke ruangannya dan melakukan aksinya dengan iming-iming memberikan uang,” kata Mahara kepada wartawan, Jumat (16/10/2020).
Selain itu, ada juga santriwati yang dicabuli saat sedang sakit perut.
“Karena masih di bawah umur yang baru-baru menstruasi itu kan curhat dengan pengurus pesantren,” kata Mahara.
Menurut polisi, saat mengetahui ada santriwati yang sakit, KH memanggil santriwati tersebut dan mengatakan akan mengobatinya dengan memberikan air putih dan memegang perut korban.
Kepada polisi, KH mengaku bahwa dia satu satu kali mencabuli setiap santri yang menjadi korbannya.
Mahara mengatakan, KH mengaku sudah ada enam korban pencabulan sejak Desember 2019 hingga kini.
“Namun yang mau melapor baru 5 korban,” kata Mahara.
Mahara mengatakan, para korban saat ini dipulangkan ke rumah orang tua masing-masing untuk tujuan pemulihan.