"Tapi ada kesan presiden menyasar kelompok KAMI.
Ada kesan begitu," ujar Refly, yang juga menjadi deklarator KAMI.
Hal itu ia ungkit mengingat ada sejumlah peristiwa pencekalan deklarasi KAMI di berbagai kota.
"Sebelumnya muncul Mas Gatot diadang di Surabaya, diadang di NTB, dan lain sebagainya, lalu muncul pernyataan Presiden Jokowi itu.
Termasuk di TMP (Taman Makam Pahlawan)," singgung Refly Harun.
Gatot Nurmantyo membenarkan hal tersebut.
"Justru inilah yang membuat kegaduhan," komentarnya.
Kembali ke pembahasan tentang UU Cipta Kerja, Gatot menilai undang-undang ini memang baik untuk menarik investasi.
Namun di sisi lain dapat menimbulkan perpecahan antara kalangan pekerja dengan pengusaha.
"Berdasarkan berbagai analisis guru besar dari berbagai perguruan.
Intinya begini, undang-undang ini untuk meningkatkan investasi harus ada, tetapi di dalam ini yang diatur ada pengusaha, ada buruh," papar mantan Panglima TNI ini.
"Aturan tentang pengusaha dan buruh ini tidak boleh ada garis pemisah kayak mau perang," tambahnya.
Refly Harun: KAMI Diserang di Mana-mana
Pakar hukum tata negara Refly Harun membahas kemungkinan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo akan mengajukan diri sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Hal itu terungkap dalam tayangan di kanal YouTube Refly Harun, diunggah Senin (5/10/2020).