"Alhamdulillah anaknya tidak rewel, justru kalau diantar pulang dia nangis. Jadi saya juga menikmati kerja sambil bawa anak," ujar Rian seraya tersenyum.
Namun dibalik senyum ramahnya, ternyata Rian menyimpan cerita sedih dari kondisi yang dialaminya saat ini.
Sama seperti ojol kebanyakan, pria yang berasal dari kabupaten Banyuasin ini juga terkena dampak dari pandemi covid-19.
Penghasilannya sangat merosot tajam.
Bahkan Rian sampai harus menjual handphone miliknya yang selama ini digunakan untuk mencari nafkah sebagai seorang ojol.
Tak ada pilihan lagi katanya, sebab saat itu orderan yang diterima hanya 2 atau 3 saja dalam satu hari, dirasa tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Maka untuk kembali menjadi ojol, saat ini Rian menggunakan handphone yang dipinjam dari temannya.
"Saya sempat berhenti ojek selama satu bulan karena handphone saya jual untuk biaya makan. Jadi memang sempat nganggur. Itulah kenapa istri saya cari kerja dan Alhamdulillah dapat di tempat laundry itu," ujarnya.
"Handphone ini pinjam sama teman. Untung ada yang baik sama saya. Paling untuk bayar jasa, ya saya kasih uang. Tapi tergantung orderannya, kalau ramai saya kasih (uang), kalau sepi ya tidak saya kasih," sambungnya.
Rian berharap kondisi seperti ini bisa segera ia lewati.
Ia berharap orderan kembali ramai agar bisa segera membeli handphone baru untuk mempermudah dalam mencari nafkah untuk keluarga kecilnya.
"Iya, saya berharap kondisi saat ini bisa membaik dan wabah virus corona bisa segera berakhir," ujarnya.