TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus Covid-19 masih terus bertambah, bahkan kini ada istilah klaster keluarga.
Nah apa itu klaster keluarga?
Berikut penjelasannya dari Prof Dr dr Yuwono M Biomed.
"Klaster adalah infeksi yang terjadi di suatu kelompok, diawali oleh satu orang. Kemudian orang tersebut menularkan dikelompok itu," kata Prof Yuwono saat Live Talk Sumsel Virtual Fest 2020 yang diadakan Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post dengan tema Klaster Keluarga Seberapa Gawat, Jumat (11/9/2020).
Lebih lanjut ia mencontohkan, misal di Pusri ada delapan orang yang positif Covid-19.
Namun kesemuanya tersebut dari luar maka itu bukan klaster. Jadi yang dikatakan kalster keluarga yaitu seorang anggota keluarga kena, misal seorang ayah kena Covid-19 karena ada yang dari perjalanan.
Lalu ayahnya tersebut menularkan istrinya dan anak-anaknya, maka itu klaster keluarga.
"Klaster keluarga ini urutannya vertikal artinya orang tua anak, atau anak orang tua. Maka jika menulari tetangganya itu bukan klaster keluarga, karena itu horizontal," jelasnya.
Menurut Prof Yuwono, klaster Keluarga ini bukan hal baru, karena dari Maret sudah ada indentifikasi klaster keluarga.
Lalu di Sumsel pola keluarga ini juga sudah ada sejak April.
Tapi memang banyak yang belum faham. Untuk itu tetap waspada dan tetap optimis.
"Saat ini kami masih ada merawat seorang bapak, dari perjalanan ke Semarang dia positif dan menularkan istrinya, sehingga istrinya juga positif. Kemudian menular ke anak-anaknya, sehingga sekeluarga ini dirawat, dengan gejala ringan hingga sedangkan. Ini termasuk klaster keluarga," katanya.
Namun menurutnya sekarang sedang ramai, karena ada salah faham. Ada yang bilang klaster keluarga asimtomatik kalau tanpa gejala.
Padahal bukan klaster keluarga mulai dari awal sekali sudah ada di Wuhan, ada keluarga yang bergejala atau tidak bergejala.
Tapi bukan masalah gejalanya melainkan sumber penularanya yang ada di keluarga itu.