TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Team Khusus Anti Bandit (Tekab) 134 Satreskrim Polrestabes Palembang merupakan salah satu Unit Reskrim yang disegani para pelaku kejahatan khususnya di Palembang.
Di balik sepak terjang Tekab 134 yang kerap meringkus para penjahat, ada satu sosok yang luput dari perhatian.
Adalah Iptu Muhammad Tohirin Prakasa, atau biasa disebut Kanit Tohirin.
Pria 46 tahun ini dikenal kalem dan santai, namun garang saat mencokok para pelaku kejahatan yang kerap meresahkan masyarakat.
Kepada TribunSumsel.com, Tohirin mengungkapkan sekelumit perjalanan hidupnya hingga menjadi anggota Polri seperti sekarang.
Tohirin lahir di Muaraenim, Kabupaten Muaraenim pada 10 Mei 1974.
Sejak kecil, ia memang memiliki cita-cita, salah satunya menjadi anggota Polri.
"Kalau cita-cita saat masih kecil, ingin jadi ABRI atau TNI atau anggota Polri. Karena ayah saya merupakan anggota ABRI. Jadi saya ingin menjadi aparat negara yang tugasnya menjaga pertahanan, keamanan, ketertiban, seperti itulah," kata Tohirin saat dibincangi TribunSumsel.com di ruang kerjanya, Jumat (26/6/2020).
Setelah menamatkan SMA tahun 1995, Tohirin muda melanjutkan pendidikan Bintara di Lido, Bogor, Jawa Barat tahun 1995 selama setahun.
Tahun 1996, ia ditempatkan di Sat Sabhara Polresta Palembang hingga tahun 1999.
Di tahun yang sama, Tohirin dipindahtugaskan ke Satreskrim, masih di Polresta Palembang
"Awal saya bertugas di kepolisian, saya tugas di Sat Sabhara. Tapi selama 24 tahun bertugas di kepolisian, saya lebih banyak di Reskrim," ujar Tohirin.
PERNAH JADI KORBAN TSUNAMI ACEH
Saat menjadi anggota Polri, Tohirin mengungkapkan suatu pengalaman yang tak bisa dilupakan seumur hidupnya.
Yakni saat ia melaksanakan tugas Yustisi terhadap para anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ditangkap.