Ramadan Berbeda di Tengah Corona
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Zakia Herfisyah (17) salah satu santri di Pondok Pesantren Nurul Madaany Desa Pulau Panggung, Kecamatan Tanjung Agung mengaku merasakan Ramadan yang berbeda ditengah covid 19 ini.
Hal ini dituturkannya saat dijumpai Tribun disela-sela menerima kunjungan PT Satria Bahana Sarana (SBS) untuk memberikan bantuan sembako, Kamis (14/5/2020).
"Saya di sini sudah empat tahun, dan biasanya kalau setiap Ramadhan, saya dan teman-teman banyak diundang oleh instansi dan perusahaan untuk buka puasa bersama. Tapi Ramadan tahun ini,tidak ada yang ngundang ataupun datang ke sini, PT SBS ini adalah perusahaan pertama yang mengunjungi kami di ramadhan ini,"katanya.
Dikatakan Zakia, sebagai salah satu santri yang tinggal di Ponpes tersebut, tentu saja bulan Ramadan ini adalah bulan yang selalu dinanti-nanti oleh pihaknya.
"Di bulan Ramadanlah, kami banyak mendapat undangan buka puasa bahkan terkadang buka puasanya selain di instansi kami diundang ke tambang dan itu menambah pengalaman dan pengetahuan. Kami jadi tahu bagaimana dunia pertambangan itu,"katanya.
Ia sengaja memilih tinggal di ponpes karena ingin mendalami ilmu agama.
"Ayah dan ibu saya sejak saya kecil pergi merantau dengan adik-adik saya, kami paling ketemu kalau mereka pulang ke Tanjung Enim saja. Dulu sebelum di sini,saya tinggal dengan nenek,dan karena ingin belajar ilmu agama, saya memutuskan untuk tinggal disini,"katanya.
Mudirul Ma'had Ponpes Nurul Madaany, Jueni Al Bantani mengatakan Covid-19 ini membuat pihaknya juga terpaksa membatasi kunjungan. Ia pun sangat bersyukur dengan adanya bantuan tersebut.
"Ini mungkin adalah doa dari anak-anak sini, tadi pagi saya terharu mendengar cerita mereka. Mereka bilang ke saya, Pak Ustaz, kapan ya kita sahur dengan mie instan, saya sedih mendengarnya. Saat saya dapat kabar bahwa PT SBS mau memberi bantuan berupa sembako yang berisi mie instan, saya rasanya mau menangis. Ini adalah rezeki anak-anak sini,"tukasnya.