Berita OKI

Keluh Kesah Pedagang Pasar Kayuagung Sejak Pandemi Corona, Sepi Pembeli dan Pasokan Seret

Penulis: Winando Davinchi
Editor: Wawan Perdana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang di Pasar Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), Minggu (19/4/2020)

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG-Perasaan gundah menyelimuti pedagang di Pasar Induk Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel).

Pandemi virus corona (Covid-19) dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir membuat banyak pembeli enggan mendatangi pasar.

Tentu imbas sangat besar dirasakan seluruh pedagang yang menggantungkan hidup dari berjualan.

Andi, pedagang daging ayam yang telah berjualan selama 3 tahun di Pasar Kayuagung, mengeluhkan sepinya pembeli hingga stok penjualan berkurang.

"Kami biasanya menyetok daging ayam lebih dari 50 kilogram, tetapi semenjak ada kabar corona dalam sebulan terakhir. Stok yang saya bawa tidak sampai 30 kilogram itupun jarang habis," ucapnya kepada wartawan Tribunsumsel, Minggu (19/4/2020).

Selain itu pula harga jual yang sangat jauh berkurang bahkan sempat menyentuh angka Rp. 20.000 untuk ayam bersih siap olah.

"Sangat jauh menurun harganya yang semula Rp. 34.000 sekarang ini tinggal Rp. 25.000, itupun kadang kalau tidak habis saya lelang perkilonya cuma Rp. 20.000. Supaya stok ludes terjual," jelasnya.

Keluhan serupa pun dirasakan Saman, penjual bahan sembako yang penjualannya jauh merosot dan sepinya pengunjung.

"Sangat mengeluh semenjak adanya corona ini, pendapan anjlok hingga 70 persen karena pembeli sepi. Apalagi hari kerja hampir tidak ada pengunjung disini,"

"Padahal biasanya pendapatan kotor saya bisa sampai sekitar Rp. 5 juta, tetapi sekarang boro-boro mau dapat Rp 2 juta saja sudah tidak mungkin," ungkap Saman.

Dijelaskan Saman, belum lagi beberapa stok barang yang sudah langka dan harga beli yang cukup meningkat.

"Misal saja seperti kacang kedelai dan kacang tanah yang dipasok dari india, sekarang sudah mulai langka dan harga beli naik hingga 2 kali lipat,"

"Belum lagi yang dari dalam negeri seperti kopi, teh, gula merah, gula putih dan lainnya juga sudah mulai melonjak harganya serta langkanya pasokan," jelasnya.

Sama halnya Neli, penjual sayuran yang menyampaikan pendapatan setiap hari hanya mampu memenuhi kebutuhan makan.

"Kalau sekarang pendapatan hari ini cuma bisa buat makan, mau cari keuntungan sudah tidak bisa lagi,"

Halaman
12

Berita Terkini