Sambil Menahan Tangis, Penampar Perawat Sebut Dirinya Tak Aniaya, Tapi Cuma Menggetok Wajah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budi Cahyono (43) warga Kemijen Semarang Timur mengaku menyesal setelah melakukan tindakan pemukulan terhadap Hidayatul Munawaroh (30), perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita, Kamis (9/4/2020).

TRIBUNSUMSEL.COM - kini berurusan dengan hukum, BC (43) pria yang melakukan penganiayaan kepada seorang perawat.

Satpam sekolah dasar adalah profesi dari BC.

Terhadap seorang perawat di sebuah klinik di semarang, pria asal Kamijen, Semarang timur itu diduga melakukan penamparan. 

Aksinya terekam dalam sebuah CCTV.

Rekaman video tersebut lantas viral di media sosial.

Banyak yang mengecam aksi pelaku.

 

detik-detik satpam pukul kepala perawat (YouTube Tribun Timur)

Terlebih sang perawat hanya mengingatkan pelaku untuk memakai masker.

Kini BC telah diamankan polisi.

Ia terancam dipidana atas kasus ini.

Pria yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh aparat kepolisian hanya bisa menyesali perbuatannya.

Pelaku BC mengaku khilaf sehingga memukul korban setelah dirinya diingatkan untuk memakai masker.

Ia beralasan, saat itu hanya merasa khawatir dan memohon agar anaknya yang sakit demam dapat segera diperiksa oleh dokter sebentar.

"Saya minta maaf atas kesalahan saya.

Saya khilaf karena saat itu saya bingung karena kondisi anak saya yang sakit panas sama batuk," ujar BC, saat konferensi pers di Kantor Polrestabes Semarang, Minggu (12/4/2020) seperti dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com.

BC mengatakan, ia melakukan tindakan pemukulan tersebut karena tak terima disuruh pulang untuk mengambil masker sebelum melakukan pemeriksaan untuk anaknya oleh petugas medis.

"Saya cuma menggetok wajah perawat itu, bukan melakukan penganiayaan," katanya Sambil menahan tangis.

Halaman
123

Berita Terkini