"Saya menyesal seumur hidup saya, karena menyebabkan anak saya meninggal, sebenarnya tidak ada niat saya mau membunuhnya"
"Saya sangat menyayangi anak saya, saya yang melahirkannya, mana mungkin saya mau membunuhnya"
"Kalau memang saya mau membunuhnya, mungkin sebelum dia lahir saja, tapi saya ibunya, saya sangat menyanyanginya"
"Itu cuma karena saya kesal saja, saya memukulnya tidak kuat di bagian bahu, tapi piringnya tipis, jadi pecah dan kena bahunya, saya menyesal, "katanya kepada petugas.
Ia juga mengatakan bahwa sebelum disuapi, anaknyalah yang meminta untuk makan.
" Dia bilang, mak mamam, saya ambilkan dia nasi, dan saya suapin, tapi tidak tahu hari itu dia tidak mau makan"
"Biasanya kalau dia minta makan, dia tidak disuapi tapi makan sendiri, hari itu dia sama sekali tidak mau, dia makan bersama anak ayuk ipar saya, nasi anak ayuk ipar saya sudah hampir habis, sedangkan anak saya tidak mau makan"
"Saya mencoba membujuknya, namun dia malah memukuli badan saya, saya kesal, bahunya saya pukul dan terjadilah peristiwa tersebut," jelasnya.
Ia juga mengatakan ia syok saat melihat anaknya terkapar berlumuran darah.
" Saat itu suami saya sedang nyadap dikebun, saya panik, saya dibantu ayuk saya untuk membawa anak saya ke bidan"
"Anak saya gendong, dan saya bawa lari ke bidan desa, pakai sendalpun saya tak sempat, saya panik melihat darah terus mengucur,"jelasnya.
Iapun tak menyangka, jika peristiwa tersebut berujung pada kematian pada anak korban.
" Saya berusaha agar anak saya bisa diselamatkan, tapi setelah sampai di rumah sakit dia meninggal," jelasnya